Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan bergerak menguat di tengah tren pelemahan mata uang di kawasan Asia, buntut dari sentimen bearish yang melingkupi pasar keuangan global setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) tadi malam.

Jelang penutupan pasar, rupiah spot yang sempat sedikit melemah pagi tadi, berhasil merangsek lebih kuat dan bertahan di kisaran Rp15.575/US$ dalam perdagangan hari ini, Rabu (13/3/2024). Posisi itu mencerminkan penguatan tipis 0,1% dibanding level penutupan terakhir pekan lalu.

Rupiah menjadi satu dari dua mata uang Asia yang mampu menguat kendati dolar AS tengah perkasa dan menekan valuta yang menjadi pairing-nya hari ini. Bersama baht Thailand yang menguat 0,17%, rupiah berhasil menahan tekanan pasar global.

Keberhasilan rupiah menguat hari sepertinya terimbas sentimen positif dari bursa saham yang kembali memperbarui rekor tertinggi baru sepanjang masa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,57% ke kisaran 7.426 jelang penutupan pasar hari ini.

Pasalnya, pada saat yang sama pasar surat utang terlihat tertekan aksi jual terutama untuk global bond INDON, surat utang pemerintah berdenominasi valas.