Pada 2023, perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25% dibandingkan dengan capaian pada 2022. Sementara itu, penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan atau year on year (yoy).
Dalam paparan kinerja Tahun Anggaran 2023 beberapa waktu lalu, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menjelaskan bahwa perseroan masih menargetkan pasar China, India, Jepang, Korea Selatan pada 2024.
Konsumsi batu bara China, padahal, diestimasikan mencapai puncaknya secara cepat tahun ini, sebelum akhirnya stagnan beberapa waktu setelahnya.
Wakil Sekjen Asosiasi Batubara Nasional China, Zhang Hong, mengatakan peran batu bara mulai tergeser dari sektor ketenagalistrikan berkat lonjakan besar penggunaan energi angin dan surya pada tahun lalu, sedangkan krisis real estate membantu mengurangi permintaan batu bara dari industri berat.
Pada saat yang sama, pertumbuhan energi terbarukan di China bukan berarti batu bara serta-merta ditinggalkan untuk membantu menyeimbangkan kebutuhan listrik. Untuk itu, penurunan konsumsi batu bara secara tajam diyakini tidak akan terjadi dalam waktu singkat.
“Permintaan batu bara mencapai masa stagnan, tetapi peran mendasarnya dalam mendukung keamanan pasokan energi China sulit diubah dalam jangka pendek,” kata Zhang pada KTT Internasional Impor Batubara China di Xiamen, China tenggara.
Selain itu, China dilaporkan makin memacu impor batu bara berkualitas tinggi dari Australia dan Rusia, alih-alih dari Indonesia yang batu baranya dinilai berkualitas lebih rendah meski harganya murah.
Peningkatan impor batu bara kualitas tinggi dari Australia dan Rusia dipicu oleh keinginan Beijing untuk mengimbangi pemburukan kualitas batu bara yang ditambang dari dalam negeri mereka sendiri.
Menurut data Bea Cukai China, pengapalan batu bara termal Australia untuk pembangkit listrik dan batu bara kokas untuk pembuatan baja naik menjadi 6,69 juta ton pada Agustus 2023, tertinggi sejak Juli 2020.
Data tersebut sekaligus mencerminkan perubahan tajam dalam hubungan dagang China-Australia. Pengiriman barang Australia dilarang oleh Beijing sejak akhir 2020 hingga awal tahun ini setelah hubungan politik memburuk.
Harga batu bara turun lagi pada perdagangan kemarin. Dengan begitu, harga si batu hitam sudah turun 5 hari beruntun. Pada Selasa (12/3/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Maret ditutup di US$ 130,65/ton. Jatuh 1,77% dibandingkan sehari sebelumnya.
Kini, harga batu bara resmi turun 5 hari beruntun. Selama 5 hari tersebut, harga ambruk 4,95%. Namun, dalam sebulan terakhir, harga batu bara masih membukukan kenaikan 8,42%.
(dov/wdh)