Logo Bloomberg Technoz

Investasi Lesu

Lebih lanjut, Triyono mengatakan tantangan utama pemulihan industri minuman ringan seusai pandemi adalah penanaman modal atau investasi yang stagnan selama 2022—2023. Pun demikian, dia menilai lesunya investasi di sektor tersebut hanya bersifat temporer. 

"Secara global ternyata juga ada tekanan pertumbuhan ekonomi, sehingga ini semua mendorong terjadinya situasi yang di mana akhirnya kinerja industri minuman seperti kami pun terdampak," jelasnya, tanpa mengelaborasi berapa realisasi investasi di sektor tersebut pascapandemi.

Tantangan lainnya, kata Triyono, adalah pola konsumsi masyarakat di Indonesia, yang cenderung lebih menyukai minuman nonolahan daripada minuman ringan.

"Menurut data di IPB, konsumen Indonesia adalah lebih banyak mengonsumsi pangan nonolahan, sedangkan industri minuman siap saji bagian dari pangan olahan. Jadi [rasio konsumsinya] sekitar 30% olahan dan nonolahan 70%," terangnya.

Meski masih menemui tantangan, Triyono optimistis kinerja industri minuman ringan secara agregat akan lebih baik pada tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pascapandemi.

"Kami melihat dari 2024 sebagai rebound movement kita, karena orang-orang sudah bebas, kita bisa berkumpul, kita bisa berwisata, dan sebagainya; sehingga ini kesempatan [industri minuman] untuk rebound. Namun, memang ada sedikit tantangan yang ada mulai dari pilpres dan sebagainya sehingga kami berpikir ke depannya untuk koneksinya seperti apa," tuturnya. 

(prc/wdh)

No more pages