Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Country Garden Holdings Co gagal bayar kupon obligasi yuan untuk pertama kalinya. Hal ini mengindikasikan kesulitan yang semakin parah developer China ini, yang kini menghadapi gugatan hukum untuk melikuidasi aset-aset di luar negeri. 

Sumber yang tak ingin diketahui identitasnya mengatakan unit utama Country Garden di China belum membayar kupon senilai 96 juta yuan (Rp208 miliar) yang jatuh tempo pada Selasa (12/03/2024) untuk obligasi yuan 4,8% yang jatuh tempo pada tahun 2026. Ada grace period (masa tenggang) selama 30 hari perdagangan untuk pembayaran tersebut, sebelum dapat dinyatakan gagal bayar.

Country Garden mengguncang pasar ketika gagal membayar utang dolarnya pada Oktober, tetapi sejauh ini berhasil menghindari hal tersebut pada kewajiban mata uang lokalnya. Pada September, developer tersebut memperpanjang lebih dari 10 miliar yuan obligasi yuan hingga tiga tahun. Setelah itu, mereka membayar beberapa kupon dan pada bulan Desember melunasi utang senilai 800 juta yuan.

Country Garden tidak segera memberikan komentar ketika dihubungi. Media China, The Paper, melaporkan gagal bayar tersebut sebelumnya.

Country Garden Dollar Bond. (Sumber: Bloomberg)

Saham developer tersebut memutus kenaikan selama tiga hari pada Selasa dan turun hingga 4,9% menjadi 58 sen dolar Hong Kong. Obligasi dolar mereka masih diperdagangkan pada level tertekan yang dalam, sekitar 8 sen per dolar.

Krisis Country Garden memasuki babak baru setelah pengadilan Hong Kong bulan lalu menerima petisi kreditur untuk melikuidasi perusahaan yang berbasis di Guangdong tersebut. Gugatan itu dapat menambah tekanan pada developer untuk memajukan rencana restrukturisasi utang.

Penjualan properti untuk Country Garden semakin memburuk. Kontrak penjualan untuk Februari turun 85% dari tahun sebelumnya, melebar dari penurunan 75% di Januari.

Pembeli rumah di China menghindari developer yang gagal bayar karena kekhawatiran tentang kemampuan mereka untuk menyelesaikan proyek perumahan. Sekarang fokusnya beralih ke China Vanke Co, perusahaan properti yang didukung negara yang sedang dalam pembicaraan dengan kreditur untuk mencegah gagal bayar.

(bbn)

No more pages