Hal lain adalah Apple memiliki peluang dengan pembeli ponsel pintar bekas. Menurut Mohanm mereka yang memilih untuk membeli iPhone bekas dari pihak ketiga pun tetap berkontribusi pada pundi-pundi Apple.
Pendapatan layanan per perangkat di basis terpasang Apple mencapai US$73,01 tahun lalu dari US$50,59 pada tahun 2019. Mohan memperkirakan akan terus meningkat.
“Kami berharap mereka yang memilih untuk membeli iPhone bekas perlahan-lahan akan beralih ke iPhone baru dan mereka yang membeli iPhone baru akan mengikuti siklus penyegaran iPhone kira-kira setiap empat tahun sekali,” katanya.
Ia kemudian menilai bahwa saham Apple masih layak beli dengan target harga US$225, atau memberi isyarat kenaikan sekitar 30% dari level saat ini. Optimismenya muncul karena sentimen keseluruhan terhadap saham Apple masih tertekan. Saham Apple turun sekitar 10% di awal tahun ini, di saat S&P 500 SPX naik 8%.
Meski begitu, sebagian besar analis Wall Street tetap optimis. 25 dari 43 analis yang dilacak oleh FactSet memiliki peringkat bullish. Bulls Apple melihat berbagai katalis di depan, termasuk dorongan yang lebih besar ke dalam kecerdasan buatan (AI) generatif dan pembaruan tahunan perusahaan pada program alokasi modalnya.
Selama ini Apple terus memenangkan pangsa pasar baik dari segi unit maupun pendapatan. Dalam laporan terakhir, smartphone iPhone tetap menjadi yang terlaris di China, pasar terbesar non-AS meski menghadapi persaingan lokal yang ketat.
IDC mencatat meningkatnya persaingan dari merek-mereka lokal seperti Huawei Technologies Co terus terjadi dan semakin sengit, namun diskon dan promosi yang tepat waktu membantu mengurangi kerugian Apple.
Sepanjang kuartal keempat iPhone memimpin dalam peringkat pengiriman perangkat, berdasarkan data periset International Data Corporation (IDC), walau pada kuartal keempat penjualan iPhone merosot. Tahun ini menandai volume smartphone terendah di China dalam satu dekade akibat pemulihan ekonomi negara tersebut yang lamban.
Huawei ke posisi teratas dengan seri Mate 60, melambungkannya kembali ke lima besar produsen di China pada kuartal liburan, dengan lonjakan pengiriman sebesar 36%. Tanda-tanda kekalahan produsen Apple dari Huawei makin nyata usai catatan penurunan penjualan 24% iPhone sejak awal tahun 2024.
Pembelian perangkat ponsel Huawei yang perusahaan produksi sendiri, dilaporkan mengambil pangsa pasar iPhone milik Apple sebelumnya. Berdasarkan catatan penjualan Bloomberg News, Huawei mengalami lonjakan 16,5% di China—pasar terbesar Apple non Amerika Serikat (AS) — dalam enam minggu pertama.
“Walau terjadi penurunan kepercayaan konsumen, kenaikan perangkat Huawei memungkinkan perusahaan terus memenuhi permintaan untuk seri Mate 60 yang populer,” kata analis Counterpoint Research, Ivan Lam dilansir Bloomberg News.
Bocoran iPhone 16: Hadir Dengan Tema Klasik
Tampang iPhone 16 Pro mulai muncul kembali , salah satunya lewat situs 91Mobiles. Dimensi iPhone baru akan lebih besar, melanjutkan tradisi Apple yang membuat ukuran ‘mekar’. 91Mobiles dikabarkan punya ukuran layar 6,3 inch, dengan komposisi 149,6 mm x 71,4 mm x 8,4 mm. Bandingkan dengan iPhone 15 Pro yang lebih tebal sekitar 0,15 mm dan lebih lebar 0,8 mm.
Tetep dibekali Action Button pada sisi layar sebelah kiri, seperti yang awal diperkenalkan tahun lalu namun dengan ukuran lebih besar.
Terdapat rumor Apple juga tengah menyiapkan tombol baru capacitive, kata 91Mobiles yang kerap membagikan perkiraan render file CAD atau computer-aided design.
Fungsi tombol baru berpeluang jadi shortcut pengguna iPhone 16 Pro mengakses menu kamera baik untuk mengambil foto/video. Apple akan menamakannya sebagai Capture Button.
Resolusi kamera juga naik menjadi 48 MP ultra wide dari sebelumnya 12 MP. Kapasitas baterai ditingkatkan menjadi 3.355 mAh. Pembocor lain, Majin Bu, mengungkapkan iPhone 16 berpeluang membawa susunan kamera baru atau kembali ke format susunan lensa vertikal.
(wep)
