Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan kinerja ekspor komoditas hasil tambang dalam beberapa waktu terakhir turut berdampak pada permintaan kredit di sektor tersebut.

Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan ekspektasi permintaan pembiayaan korporasi pada sektor pertambangan akibat dampak dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor.

Menurut Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan Februari 2023, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi untuk sektor pertambangan turun 1% jika dibandingkan periode Januari. SBT adalah suatu istilah yang umumnya digunakan dalam dunia keuangan untuk menggambarkan nilai portofolio investasi seseorang atau perusahaan. 

Selain sektor pertambangan BI juga mencatat penurunan proyeksi permintaan yang diutarakan oleh responden untuk sektor reparasai mobil dan motor serta industri pengolahan.

"Perlambatan yang terjadi diindikasikan merupakan dampak permintaan dari mitra dagang yang masih melemah dan pesimisme permintaan masyarakat pada sektor pertambangan, reparasi mobil dan motor, serta industri pengolahan," demikian bunyi laporan Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia Jumat (17/3/2023).

Secara umum, BI menyebut penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Februari 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.  Hal ini tecermin dari SBT penyaluran kredit baru pada Februari 2023 yang tercatat positif sebesar 66,7%, berbalik dari SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat negatif sebesar -7,2%. 

BI mencatat faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru terindikasi meningkat pada seluruh jenis kredit.

(evs)

No more pages