Meskipun diterima dengan baik oleh Modi, seorang nasionalis Hindu, RUU tersebut diprotes keras oleh partai-partai oposisi, yang mengeklaim bahwa RUU tersebut inkonstitusional dan diskriminatif bagi 200 juta penduduk Islam India.
Para pengkritik RUU tersebut mengatakan bahwa ini adalah contoh lain bagaimana Modi dan Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) mendorong agenda nasionalisme Hindu ke India sebagai negara sekuler, dengan mengorbankan populasi Islam.
BJP sendiri merupakan partai yang berakar pada gerakan sayap kanan Hindu di India, di mana banyak pengikutnya memandang India sebagai negara Hindu.
Sejak Modi naik ke tampuk kekuasaan hampir satu dekade yang lalu, para kritikus mengatakan bahwa etos demokrasi terbesar di dunia kini runtuh dengan cepat, dengan kelompok minoritas merasa teraniaya akibat kebijakan mayoritas BJP.
Peristiwa ini terjadi sebulan setelah dua masjid dibongkar di negara bagian Uttarakhand dan Delhi, yang terjadi dalam beberapa hari, yang menyebabkan bentrokan dan pemberlakuan jam malam setempat.
Pada Januari, Modi meresmikan sebuah kuil Hindu yang luas di lokasi masjid abad ke-16 yang dihancurkan oleh kelompok garis keras Hindu lebih dari 30 tahun yang lalu.
Meskipun banyak umat Hindu merayakan pembukaan Mandir Ram Janmabhoomi di Ayodhya, peresmian tersebut merupakan pengingat yang menyakitkan bagi populasi minoritas Islam di negara tersebut mengenai perpecahan agama yang semakin parah di bawah pemerintahan Modi.
(dov/ros)
