Abdul mengatakan stok cabai merah besar yang terdapat di wilayah Jawa saat ini cenderung menipis. Menurutnya, intervensi pasar dari luar pulau Jawa dapat membantu memenuhi stok yang dibutuhkan.
“Contohnya Pasar Induk pernah dimasuki cabai dari Sulawesi Utara, cabai merah besar. Itu kalau gak masuk cabai merah besar dari Sulawesi Utara pasti melambung banget. Demikian cabai rawit, cabai keriting, ada intervensi dari Aceh, Sulawesi, dan sebagaianya,” terangnya.
Meskipun demikian, kata Abdul, harga cabai khusus di daerah Jawa cenderung mengalami penurunan, terutama pada cabai rawit, yang berada di kisaran normal, yakni sebesar Rp40.000-Rp60.000/kg.
Ia mengatakan, pada pekan lalu harga cabai rawit memang sempat mengalami kenaikan, mencapai diatas Rp52.000/kg. Lebih lanjut, cabai keriting juga diperkirakan berada di harga normal, yakni Rp40.000-Rp60.000/kg.
“Mungkin yang akan lonjakan sedikit adalah cabai merah besar, tapi semua cabai cenderung turun (kecuali cabai merah besar),” katanya.
Selain itu, pihaknya sempat memperkirakan harga cabai rawit merah pada bulan Maret ini akan berada di bawah harga normal. Pasalnya, penanaman cabai rawit merah pada bulan November tahun lalu dilakukan cukup besar.
Namun, terjadi fenomena mundurnya waktu berbunga, yang seharusnya berbunga saat umur 40 hari, mengalami kemunduran hingga hari ke 60. Meskipun begitu, ia tetap memastikan stok cabai rawit merah akan tersedia dengan harga pada kisaran normal.
“Selain itu, banyak sekarang penyakit memang, hampir rata-rata terserang penyakit. Sehingga, harganya kan mungkin gak sampe jatuh banget tapi di kisaran normal di Rp40.000-60.000 ribu/kg, tapi tersedia,” kata Abdul.
(azr/ain)