Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Induk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Japfa Ltd., merespons rumor yang menyebut perusahaan akan hengkang dari Bursa Saham Singapura atau SGX.

Dalam laporannya yang dipublikasikan di laman resmi SGX, Japfa Ltd. menjelaskan bahwa kabar tersebut bukan merupakan tindakan dari perusahaan maupun para pemegang saham.

"Perusahaan tidak menganggap pantas untuk mengomentari hal-hal yang berspekulasi dalam ketenttuan yang bukan tindakan perusahaan atau dewan," ujar Chief Executive Officer Japfa Ltd Tan Yong Nang dalam pengumuman itu, dikutip Selasa (12/3/2024).

Meski begitu, Tan mengatakan bahwa sejak beredarnya informasi go private, Renaldo Santosa--sebagai pemegang mayoritas saham di perusahaaan itu--mengaku telah didekati oleh sejumlah pemodal hingga perusahaan investasi untuk mempertimbangkan berbagai macam transaksi di pasar utang dan ekuitas publik.

Hal itu, kata Tan, juga dianggap sebagai suatu proposal yang lumrah bagi para pebisnis dan akan mempertimbangkan usulan tersebut.

"Keluarga secara teratur terlibat dalam diskusi eksplorasi mengenai berbagai aksi korporasi, termasuk yang serupa dan berbeda dengan apa yang saat ini dilaporkan di atas," ujar Tan.

"Dewan telah diberitahu oleh Bapak Santosa bahwa jika suatu saat ada diskusi yang harus dilakukan keluarga akan membuat semua pengumuman yang relevan sebagaimana diwajibkan oleh hukum yang berlaku."

Tan mengimbau, karena tidak ada kepastian bahwa akan diadakan perjanjian yang pasti dan/atau akan diadakannya suatu transaksi akan terwujud, pemegang saham dan calon investor harus berhati-hati saat bertransaksi saham perseroan.

"Pemegang saham dan calon investor yang ingin berurusan dengan saham perusahaan harus mencari saran profesional sendiri," ujar dia.

Sebelumnya di laporkan oleh Bloomberg News, Japfa Ltd dikabarkan akan mundur dari bursa saham Singapura. sumber yang mengetahui rencana ini mengatakan, Japfa Ltd., tengah menjajaki pinjaman dari sejumlah bank sekitar US$150 juta, yang akan digunakan untuk mendukung langkah go private itu.

Meski begitu, potensi delisting perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar atau market cap sekitar US$313 juta itu masih dalam tahap diskusi. Belum ada keputusan final yang dibuat.

(ibn/dhf)

No more pages