Raihan kredit dan pembiayaan perseroan naik 76% menjadi Rp 9,43 triliun. Kredit bertumbuh akibat strategi kolaborasi dengan mitra dalam ekosistem platform digital.
Pertumbuhan kredit tersebut diiringi dengan kenaikan kredit bermasalah atau non-perfoming loan (NPL) gross dari 0,58% menjadi 1,82%.
Dana Pihak Ketiga (DPK) ARTO tercatat Rp 8,27 triliun per akhir 2022, meningkat 125% dari periode sebelumnya. Terjadi peningkatan current account and savings account (CASA) sebesar 238% menjadi Rp 5,67 triliun.
"Bank Jago berada pada jalur yang tepat dengan membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dan dalam negeri," Kharim Siregar, Direktur Utama Bank Jago, dalam konferensi pers, Jumat (17/3/2023).
Aset Bank Jago per Desember 2022 tercatat Rp 16,97 triliun, tumbuh 38% dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 83%. Peningkatan juga terjadi pada net interest margin (NIM) ke level 10,45%.
Saat ditanya lebih lanjut perihal target laba, Arief mengungkapkan perusahaan belum menentukan target karena masih melihat situasi ke depan.
"Saya biasanya tidak kasih guideline laba karena itu sensitif tapi saya pikir seharusnya bisa lebih baik. Kalau asetnya tumbuh, pendapatan bisa lebih meningkat. Kalau kita bisa jaga NPL dan biaya, pasti labanya bisa lebih tinggi. Berapanya saya tidak kasih guideline karena itu dinamis, nanti kita lihat," kata Arief.
Saham ARTO pada perdagangan hingga Jumat siang masih naik 70 poin (3,24%) ke posisi Rp 2.230/lembar. Namun dalam setahun saham ARTO jatuh dari posisi terbaiknya Rp 15.550/lembar.
(tar/evs)