Sementara inflasi inti pada Februari diperkirakan di angka 0,3% mtm dan 3,7% yoy, turun dari Januari sebesar 0,4% mtm dan 3,9% yoy.
Reli harga emas yang berlangsung sejak awal bulan ini cukup mengejutkan karena sejatinya tidak ada hal yang terlalu fundamental mengubah pasar. Harga emas memang dipengaruhi oleh pergerakan dolar AS menilik posisinya yang kerap ditempatkan sebagai aset safe haven.
Pergerakan emas hampir selalu berkebalikan dengan dolar AS di mana ketika dolar menguat maka harga emas biasanya melemah, begitu juga sebaliknya.
Emas belakangan terungkit harganya karena pasar terlihat lebih optimistis memandang prospek penurunan bunga The Fed tahun ini. Setelah menurunkan ekspektasi dimulainya pivot bunga dan besaran penurunan, pidato Jerome Powell, Gubernur The Fed pekan lalu memberi optimisme pada pasar.
Terlebih setelah itu rilis data pengangguran AS menunjukkan tingkat pengangguran di negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia itu naik menyentuh level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Data itu memberi harapan bagi pelaku pasar bahwa mungkin The Fed akan segera melonggarkan kebijakan bunganya supaya Amerika tidak jatuh dalam resesi akibat restrictive policy yang sudah dilangsungkan sejak 2022 lalu itu.
(rui)