Indonesia dinilai lalai memasukkan faktor pelepasan metana dari cadangan bawah tanah. Meskipun laporan resmi terakhir RI kepada PBB menggunakan pendekatan yang disetujui yang menerapkan faktor emisi pada setiap ton batu bara yang diekstraksi atau diproduksi, Ember mengatakan bahwa —mengingat sifat tambang terbuka di Tanah Air — dibutuhkan penggunaan indikator yang lebih tinggi untuk mengukur emisi metana.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan lembaga tersebut perlu meninjau temuan tersebut, kata seorang juru bicara pada Senin (11/3/2024), saat hari libur di Indonesia.
Kesenjangan ini dinilai dapat membahayakan upaya Indonesia untuk mengurangi pelepasan gas dan memenuhi komitmen pengurangan emisi berdasarkan Global Methane Pledge. Lebih dari 150 negara telah menandatangani perjanjian yang berjanji untuk mengurangi gas metana sebesar 30% pada akhir dekade ini dari tingkat pada 2020.
Metana merupakan komponen utama gas alam, tetapi gas ini juga dapat bocor selama produksi batu bara ketika lapisan batuan atau lapisan batu bara retak dan operator secara rutin melepaskan metana ke atmosfer untuk mengurangi risiko kesehatan dan keselamatan bagi pekerja. Hanya sedikit tambang yang menggunakan teknologi penangkapan di atas tanah.
Untuk meningkatkan akurasi, Indonesia harus mengumpulkan data dan menganalisis emisi dari masing-masing tambang dan membedakan antara emisi dari tambang bawah tanah dan tambang permukaan ketika melaporkan pelepasannya, menurut Ember.
Perkiraan dari satelit dan analisis independen menunjukkan bahwa banyak negara tidak melaporkan emisi metana mereka.
Pada 2022, Australia merevisi penghitungan polusi metana dari tambang batu bara terbuka, sebuah perubahan yang berarti total emisi tahunan nasional rata-rata 0,3% lebih tinggi dari yang dinyatakan selama lebih dari 30 tahun.
Metana memiliki kekuatan pemanasan 80 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida dalam 20 tahun pertama keberadaannya di atmosfer, dan menekan emisi bahan bakar fosil yang dapat dihindari adalah salah satu cara termurah dan tercepat untuk menghindari tingkat perubahan iklim yang menurut para ilmuwan akan menjadi bencana besar.
(bbn)