Penguatan nilai tukar rupiah lebih banyak didorong aksi beli investor asing di pasar saham sehingga mencatat rebound pada sesi pertama perdagangan Jumat, dengan penguatan 1,37% ke posisi 6.655,7, setelah terlempar ke level terendah setahun terakhir di 6.565,72 kemarin akibat tertekan aksi jual asing sebesar RP 732,29 miliar.
Namun, hal sebaliknya sepertinya terjadi di pasar surat utang. Tekanan harga masih berlangsung terindikasi dari naiknya yield Surat Utang Negara (SUN) berbagai tenor terutama tenor menengah yaitu 5 tahun yang mencatat kenaikan hampir 10 bps ke posisi 6,496% hingga tengah hari, Jumat (17/3/2023).
Adapun yield SUN tenor 2 tahun naik 1,3 bps ke posisi 6,41% disusul yield SUN tenor 10 tahun naik 5 bps ke 6,9%. Sampai 15 Maret lalu, pemodal asing mencatat pembelian SUN senilai US$ 25,8 juta menurut data Kementerian Keuangan.
Ekonom menilai, rupiah masih akan terus mendapatkan dukungan dari kinerja neraca perdagangan yang terus mencetak surplus di tengah ancaman perlambatan ekonomi dan memperkuat cadangan devisa ke level US$ 140,3 miliar.
“Ditambah tren penurunan inflasi hingga akhir tahun, itu akan mendukung stabilitas nilai tukar,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam catatan, Kamis malam.
(rui/aji)