"Berita utamanya adalah revisi naik, namun permintaan domestik masih lesu, terutama dalam hal konsumsi," kata ekonom senior di Mizuho Research and Technologies, Saisuke Sakai.
Revisi tersebut terjadi saat meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan (BOJ) bisa menghentikan suku bunga negatifnya pada awal bulan ini, yang sebagian disebabkan komentar hawkish anggota dewan bahwa Jepang menuju target inflasi bank sentral sebesar 2%.
Adapun, belanja modal yang meningkat 2,0% (qtq) menjadi penyokong revisi tersebut. Selain itu, angka ini juga lebih baik dari penurunan awal 0,1%, namun masih di bawah proyeksi median pasar yang memperkirakan kenaikan 2,5%.
Selain itu, konsumsi swasta yang berkontribusi sekitar 60% perekonomian Jepang turun 0,3% pada Oktober-Desember 2023, angka ini sedikit lebih buruk dari penurunan 0,2% dalam proyeksi awal.
Sedangkan pada permintaan eksternal, menyumbang 0,2 poin persentase pada PDB riil. Angka ini, masih sama dari angka awal atau tidak mengalami perubahan.
Sebelumnya, Jepang pada pekan lalu mencatat upah riil yang disesuaikan dengan inflasi di Januari menyusut selama 22 bulan berturut-turut, sementara belanja rumah tangga secara tahun ke tahun menandai penurunan terbesar dalam 35 bulan.
(azr/ros)