Namun, perundingan tersebut hingga kini masih menemui jalan buntu, karena Israel menuduh Hamas mengulur-ulur waktu dalam upaya mengobarkan kekerasan di wilayah tersebut selama bulan Ramadan, dan Hamas mengatakan lebih banyak sandera Israel yang tewas di penawanan dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.
Jika perundingan gagal, Israel mengancam akan menyerang Rafah, tempat di mana menjadi benteng terakhir Hamas di Gaza, dan tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung.
Kemudian, Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC pada hari Sabtu pekan lalu, Biden menyatakan harapannya bahwa perjanjian gencatan senjata masih dapat dicapai dan memperingatkan bahwa invasi Israel ke Rafah akan menjadi “garis merah.”
Komentar Biden muncul ketika Komando Pusat AS mulai mengirimkan pasukan ke Gaza untuk membangun dermaga sementara guna mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar melalui laut. Kapal-kapal itu akan membawa makanan, air, obat-obatan dan perbekalan lainnya ke wilayah pesisir.
AS sendiri memang telah mendorong peningkatan bantuan bagi warga Palestina di Gaza, di mana krisis kelaparan telah berkembang selama perang lima bulan tersebut, dan berupaya untuk mengendalikan aktivitas militer Israel.
Biden, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu kemarin untuk menandai awal Ramadan, mengatakan bahwa AS akan terus memimpin upaya internasional untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui darat, udara, dan laut.
“Kami akan terus bekerja sama dengan Israel untuk memperluas pengiriman melalui darat, bersikeras bahwa Israel akan memfasilitasi lebih banyak rute dan membuka lebih banyak penyeberangan untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada lebih banyak orang,” kata Biden.
Hingga kini, perang masih belum bisa dikendalikan sejak militan Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 250 orang dalam pembantaian 7 Oktober tahun lalu di Israel selatan.
Lebih dari 30.000 warga Palestina juga telah terbunuh di Gaza sejak saat ini, menurut para pejabat di wilayah yang dikuasai Hamas. Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Gencatan senjata sementara terbaru dicapai pada November 2023, di mana puluhan sandera Israel dibebaskan dari Gaza dengan imbalan tahanan yang ditahan di penjara-penjara Israel.
(sel/spt)