Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan Rencana Serangan Israel ke Gaza Selama Puasa

Mis Fransiska Dewi
11 March 2024 18:00

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Yerusalem, Israel, Rabu (11/1/2023). (Kobi Wolf/Bloomberg)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Yerusalem, Israel, Rabu (11/1/2023). (Kobi Wolf/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel tidak akan menghentikan kampanyenya sampai kelompok militan yang didukung Iran itu dihancurkan, dengan para pemimpin utamanya terbunuh, ditangkap, atau diasingkan.

Israel mengatakan, kecuali Hamas menyerah total, Israel melancarkan serangan ke Rafah karena itu adalah benteng terakhir kelompok yang didukung Iran. Pejabat militer Israel memperkirakan sekitar 5.000 hingga 8.000 pejuang Hamas bersembunyi di sana. Israel mengindikasikan bahwa mereka akan siap untuk pindah ke kota tersebut selama Ramadhan jika tidak ada gencatan senjata.

Lebih dari satu juta warga sipil Palestina juga berlindung di Gaza, sebagian besar dari mereka melarikan diri dari bagian utara wilayah tersebut pada awal perang pada bulan Oktober.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Israel agar tidak melanjutkan invasi ke Kota Rafah, Gaza Selatan. Hal ini disampaikan usai pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih menemui jalan buntu hingga awal Ramadan 1445 Hijriah.

Dalam kaitan itu, AS mengharapkan adanya terobosan dalam perundingan sebelum bulan suci Islam tersebut. Kesepakatan yang diharapkan itu akan mencakup jeda enam minggu dalam pertempuran dan pembebasan puluhan sandera Israel sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina.