"Yang ada sekarang kan kita ada namanya Flexitime. Itu ada beberapa pegawai yang mendaftar masuk agak siangan, tapi biasanya, pulang agak lebih malam," ujar dia.
"By plan, dia daftarkan seminggu sebelum [ikut Flexitime], didaftarkan dia ikut, dan itu kasih ruang juga pegawai lebih rilex, terutama masalah kemacetan," imbuhnya.
Nixon mengatakan, pihaknnya pun menyambut baik rencana Erick Thohir tersebut, dan menunggu ketentuan regulasi.
"Kalau [aturan] itu keluar, kami pasti akan dorong. Apakah layanan akan terganggu? Nanti kita atur, yang penting kan jam kerjanya, bukan waktu harinya."
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, salah satu aspek yang mendorong hal itu adalah terkait masalah kesehatan mental, khususnya di kalangan generasi muda.
Menurutnya, sekitar 70% dari generasi muda Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, terciptalah program 'Compress Working Schedule'.
Adapun Compress Working Schedule kata Erick adalah program di mana pegawai BUMN dapat mengambil opsi libur tambahan di hari Jumat jika pegawai yang bersangkutan telah bekerja lebih dari 40 jam.
"Karena itu kita mendorong Compress Working Schedule. Kalau sudah bekerja lebih dari 40 jam, mereka punya alternatif mengambil libur pada hari Jumat," jelas Erick dalam acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024, dikutip Sabtu (9/3/2024).
Meski demikian, Erick juga menegaskan bahwa program ini bukan bertujuan untuk membuat pegawai BUMN menjadi malas bekerja.
(ibn/lav)