Penangguhan tersebut kemungkinan akan mengurangi investasi modal Aramco sekitar US$40 miliar antara tahun ini dan 2028, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. Belanja modal meningkat sekitar 28% menjadi US$50 miliar pada tahun lalu, dan diperkirakan mencapai US$48 miliar hingga US$58 miliar pada 2024.
Peningkatan Fleksibilitas
"Arahan pemerintah memberikan peningkatan fleksibilitas, serta peluang untuk fokus pada peningkatan produksi gas dan mengembangkan bisnis cairan-ke-kimia,” kata Chief Executive Officer Amin Nasser dalam pernyataannya.
Riyadh membutuhkan minyak mentah di atas US$90 per barel tahun ini untuk mendanai rencana belanja, menurut Fitch Ratings. Minyak mentah Brent di London ditutup mendekati US$82 minggu lalu. Pendapatan ekspor minyak Arab Saudi merosot menjadi US$248 miliar pada tahun lalu, penurunan hampir US$80 miliar yang mengingatkan ketergantungan Arab Saudi pada harga energi yang tinggi.
Total dividen Aramco pada tahun 2023 hampir US$98 miliar. Jika perusahaan mempertahankan pembayaran dasar pada tingkat kuartal keempat sebesar US$20,3 miliar, dan dengan janji untuk membagikan dividen terkait kinerja sebesar US$43,1 miliar pada tahun 2024, total pembayaran untuk tahun ini akan menjadi US$124,3 miliar, meningkat 66% sejak tahun 2021.
(bbn)