Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim mengatakan, pihaknya pun membuka peluang kemungkinan bahwa perseroan akan meningkatkan rasio dividen dari laba tahun buku 2023 ini, yang memang mengalami kenaikan cukup signifikan.
"Mudah-mudahan tahun ini dividen yang akan diterima investor rasanya akan meningkat juga karena laba tahun lalu juga meningkat 19,4%. Jadi, mudah-mudahan dividen payout ratio tahun ini dapat bonus dua,” ujarnya belum lama ini.
Sepanjang 2023, BBCA sendiri telah membukukan laba bersih sebesar Rp48,6 triliun, atau naik 19,4% dibandingkan tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy).
Kenaikan laba BCA ditopang oleh pertumbuhan total kredit 13,9% secara yoy, atau di atas rata-rata industri. Selaras dengan peningkatan kredit, rasio loan to deposit (LDR) juga meningkat ke 70%, dibandingkan posisi terendah saat pandemi sebesar 62%.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% yoy mencapai Rp1.102 triliun, sehingga mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1% yoy menjadi Rp1.408 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 80% dari total DPK.
Peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0% yoy mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% yoy mencapai Rp126,8 triliun.
Adapun selain membahas penggunaan laba bersih, dalam RUPST, perseroan juga akan membahas agenda lain yakni:
- Persetujuan atas laporan tahunan termasuk laporan keuangan perseroan dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.
- Penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan untuk tahun buku 2024, serta tantiem tahun buku 2023 kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
- Penunjukkan kantor akuntan publik terdaftar untuk mengaudit atau memeriksa buku-buku perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024.
- Pemberian kuasa serta wewenang kepada direksi untuk membayar dividen interim atau semntara untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Terakhir, persetujuan atas perubahan recovery plan perseroan.
(ibn/frg)