Logo Bloomberg Technoz

Pemerintahan Biden telah melancarkan operasi untuk melawan Rusia setelah seorang anggota parlemen AS memperingatkan ancaman serius namun tidak spesifik dari negara tersebut. Presiden Joe Biden kemudian mengatakan ancaman tersebut adalah rencana Rusia untuk mengembangkan senjata luar angkasa anti-satelit. Biden mengatakan senjata itu tidak mengancam nyawa warga AS.

Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, AS memberi tahu sekutu-sekutunya bahwa Rusia bisa saja mengerahkan senjata nuklir atau replika hulu ledak ke luar angkasa pada awal tahun ini.

Segala upaya untuk menghentikan hal tersebut hampir pasti gagal mengingat Rusia memiliki hak veto di DK PBB. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, situasi saling curiga antara AS dan sekutunya di satu sisi, serta Rusia dan China di sisi lain, telah membuat konsensus Dewan Keamanan menjadi langka.

Namun, resolusi dengan kata-kata yang lebih doplomatis tentang prinsip-prinsip yang lebih besar bisa mendapat dukungan dari Rusia, dan menarik dukungan dari negara-negara lain yang ingin diajak bekerja sama oleh AS, termasuk China dan India. Menurut sumber, kedua negara tersebut memiliki pengaruh lebih besar terhadap Rusia.

Kemampuan yang sedang dikembangkan Rusia ditujukan untuk melumpuhkan satelit menggunakan senjata nuklir, meskipun para pejabat AS menilai Rusia tidak ingin melakukan itu dalam waktu dekat. Kremlin sendiri telah membantah memiliki niat tersebut. Meski demikian, ledakan nuklir yang tidak disengaja dapat merusak atau menghancurkan satelit dan mengganggu komunikasi di bumi.

Belum jelas apakah resolusi tersebut juga akan berupaya untuk memperlambat apa yang oleh para pakar keamanan disebut sebagai perlombaan senjata yang semakin meningkat antara AS, Rusia, dan China untuk menjadikan luar angkasa sebagai medan tempur, termasuk kemampuan untuk saling menyerang satelit.

(bbn)

No more pages