1. Tekanan dari Uni Eropa
Undang-Undang Pasar Digital Uni Eropa mulai berlaku minggu ini, menjadi ancaman baru bagi "walled garden" Apple, ekosistem yang mendorong pengguna perangkat keras Apple untuk membeli produk dan layanan Apple lainnya. Untuk pertama kalinya, pelanggan dapat mengunduh perangkat lunak dari luar App Store, sebuah proses yang dikenal dengan sebutan side loading.
Pengguna juga dapat menggunakan sistem pembayaran alternatif dan lebih mudah memilih browser web bawaan baru - mengatasi dua keluhan yang sering diutarakan oleh developer dan regulator. Apple telah lama menentang perubahan tersebut, dengan alasan bahwa hal itu akan merusak pengalaman pengguna dan keamanan perangkat lunak mereka.
"Apple harus menciptakan teknologi yang memungkinkan aplikasi lain diinstal, dan hal tersebut memiliki risiko," kata Phil Schiller, eksekutif veteran Apple yang sekarang menjalankan App Store, dalam sebuah wawancara di bulan Januari.
Perusahaan telah setuju untuk mengambil komisi yang lebih kecil atas pembelian di App Store, tetapi masih menambahkan beberapa biaya tambahan yang membuat para developer geram. Bahaya yang lebih besar bagi Apple adalah terpecahnya model bisnis yang menghasilkan puluhan miliar dolar per tahun.
Selain itu, Uni Eropa minggu ini menjatuhkan denda €1,8 miliar kepada Apple atas penyelidikan terkait tuduhan bahwa mereka menghalangi pesaing layanan streaming musiknya, termasuk Spotify Technology SA.
2. Gugatan Departemen Kehakiman AS
Departemen Kehakiman AS telah menangani kasusnya sendiri terhadap perusahaan tersebut selama lima tahun dan sekarang semakin dekat untuk mengajukan gugatan. Penegak hukum antimonopoli mereka menuduh Apple memberlakukan batasan perangkat lunak dan perangkat keras pada iPhone dan iPad mereka yang membuat para rivalnya lebih sulit bersaing.
Menurut sumber, gugatan tersebut diperkirakan akan diajukan pada akhir Maret. Tetapi kesepakatan belanja federal baru-baru ini akan membatasi pendanaan yang tersedia bagi penegak hukum antimonopoli, yang berpotensi memengaruhi waktu tersebut. Perwakilan Apple juga bertemu dengan Departemen Kehakiman pada Februari dalam upaya terakhir untuk membujuk lembaga tersebut agar tidak melanjutkan gugatan.
3. Tertinggal dalam AI
Sejak ChatGPT OpenAI melejit ke publik pada 2022, perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menambahkan lebih banyak fitur AI generatif - teknologi yang dapat membuat teks, gambar, dan video yang rumit berdasarkan perintah sederhana.
Apple jelas-jelas absen dari hiruk-pikuk ini, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka tertinggal dalam area baru yang vital. Perusahaan tersebut telah meyakinkan para investor bahwa AI telah lama diintegrasikan ke dalam perangkat lunak dan layanan mereka, tetapi jelas bahwa Apple perlu membuat gebrakan yang lebih besar.
Hal itu bisa terjadi pada Juni, ketika Apple mengadakan konferensi developer tahunan mereka. Berbicara pada pertemuan tahunan perusahaan bulan lalu, CEO Tim Cook berjanji untuk "membuka terobosan baru" dalam AI tahun ini. "Kami percaya ini akan membuka peluang transformatif bagi pengguna kami," katanya.
Di belakang layar, bos perangkat lunak Apple Craig Federighi telah meminta timnya untuk mengembangkan sebanyak mungkin fitur AI baru untuk pembaruan sistem operasi tahun ini. Raksasa teknologi tersebut hampir menyelesaikan perangkat lunak baru yang penting untuk developer aplikasi yang mengandalkan kecerdasan buatan untuk mempercepat tugas.
Akan Tetapi perusahaan harus mengejar ketinggalan dengan rival seperti Samsung Electronics Co, yang sudah meluncurkan ponsel yang dikemas dengan fitur AI dari Google milik Alphabet Inc. Microsoft Corp, pendukung terbesar OpenAI, juga telah memperkenalkan serangkaian fitur-fitur AI secara terus menerus.
4. Perlambatan di China
Apple telah menghadapi penurunan penjualan di China selama berbulan-bulan, dan tampaknya hal itu tidak akan membaik. Menurut data dari Counterpoint Research, penjualan iPhone di negara tersebut turun 24% secara mengejutkan selama enam minggu pertama tahun ini.
Seluruh pasar memang sedang menurun, tetapi Apple kini merosot lebih cepat daripada pesaing lokal. Vivo, yang berbasis di kota industri Dongguan, China, telah muncul sebagai pemasok terkemuka di negara itu.
Dalam upaya untuk memacu permintaan, Apple meluncurkan diskon langka di toko web mereka pada Januari. Pengecer lokal juga memotong harga iPhone sebanyak US$180.
Mungkin yang meresahkan adalah semakin meluasnya pembatasan penggunaan teknologi asing di kantor-kantor pemerintahan China. Ketiga ketegangan geopolitik dengan AS meningkat, ketergantungan Apple pada negara tersebut, sebagai pasar dan pusat manufaktur, tampak bermasalah.
5. Mimpi Mobil Apple Telah Selesai
Ketika berita pertama kali muncul minggu lalu bahwa Apple menghentikan proyek mobilnya, para investor bersorak atas perkembangan tersebut. Bagaimanapun, ini berarti perusahaan tidak lagi menghabiskan miliaran dolar untuk upaya yang berisiko tinggi.
Namun, berakhirnya proyek mobil ini pada akhirnya membuat Apple kekurangan penghasil uang besar di masa depan. Meskipun membangun kendaraan listrik itu sulit, Apple bisa saja mematok harga US$100.000 untuk produk semacam itu. Meskipun margin keuntungan kemungkinan besar sangat tipis, Apple bisa memanfaatkan peningkatan penjualan saat ini. Pendapatan menurun 3% pada tahun fiskal lalu, penurunan terburuk perusahaan sejak 2016.
Meninggalkan proyek mobil juga menimbulkan kekhawatiran bahwa Apple bermain aman, alih-alih dengan berani merintis jalan ke kategori baru.
6. Status Vision Pro
Apple memang memasuki kategori produk baru di tahun 2024, yaitu pasar mixed-reality - area yang disebut perusahaan sebagai "komputasi spasial." Headset Vision Pro, yang diluncurkan 2 Februari, telah memukau para pengulas dan menarik pengguna awal. Namun, ini tetap menjadi produk seharga US$3.500 dengan tujuan yang kurang jelas. Kacamata ini terlalu berat untuk dipakai dalam waktu lama, dan banyak developer software menunda pembuatan aplikasi khusus untuknya.
Visi awal Cook adalah menjual kacamata augmented reality ringan yang bisa dipakai pengguna sepanjang hari. Teknologi untuk perangkat semacam itu belum siap, jadi Apple harus berkompromi dengan headset yang lebih besar dan menggabungkan AR dengan virtual reality.
Tantangannya sekarang adalah membuat Vision Pro lebih ringan dan lebih murah, membuatnya lebih dekat ke sesuatu yang mungkin dibeli oleh konsumen pada umumnya. Tetapi proses itu akan memakan waktu bertahun-tahun.
7. Penurunan Minat terhadap Tablet
Lebih dari satu dekade setelah iPad menjadi hit instan, banyak konsumen yang sudah tidak menyukai komputer tablet. Menurut firma riset IDC, total penjualan perangkat tersebut turun ke level terendah tahun lalu sejak 2011. Ini bukan hanya masalah bagi Apple, tentu saja, tetapi perusahaan ini adalah penjual tablet yang dominan, menyumbang sekitar 40% dari pengiriman.
Beberapa konsumen telah beralih ke ponsel yang lebih besar atau kembali ke laptop. Namun, hal ini tidak membantu jika Apple tidak merilis satu pun model iPad baru tahun lalu. Hal seperti itu tidak pernah sejak Steve Jobs pertama kali meluncurkan perangkat tersebut pada 2010.
Kabar baiknya, Apple sedang menyiapkan model iPad baru yang inovatif. iPad Air yang diperbarui akan hadir dalam dua ukuran untuk pertama kalinya, dan model Pro akan mendapatkan layar OLED - kependekan dari organic light-emitting diode. Ini sudah seharusnya dilakukan untuk bisnis yang pendapatannya turun 25% selama kuartal liburan, periode penjualan terbesar untuk perangkat tersebut.
8. Gugatan Smartwatch
Apple baru-baru ini harus berhenti menjual versi jam tangannya dengan sensor oksigen darah, sebagai akibat dari perselisihan hukum dengan pembuat perangkat medis Masimo Corp. Jam tangan ini merupakan bagian penting dari divisi wearables, rumah tangga, dan aksesoris perusahaan, sebuah bisnis yang menghasilkan lebih dari 10% pendapatan tahun lalu, atau hampir US$40 miliar.
Meskipun Apple dapat menonaktifkan fitur tersebut dan mengembalikan jam tangannya ke pasar, ini merupakan kemunduran hukum yang memalukan bagi perusahaan yang jarang mengalami masalah tersebut. Hilangnya kemampuan oksigen darah juga dapat menghambat upaya Apple untuk menambahkan fungsi baru pada jam tangannya di masa depan, seperti pengukur hipertensi dan sleep apnea.
9. Pengurasan Bakat
Pergantian eksekutif adalah hal yang biasa terjadi di Apple, dan perusahaan memiliki banyak manajer. Namun, pembuat iPhone ini telah kehilangan beberapa pemimpinnya yang paling terkemuka dalam beberapa bulan terakhir - terutama di tim desainnya. Di antaranya termasuk Bart Andre, desainer industri senior terlama di perusahaan dan salah satu pemegang terbanyak paten Apple. Desainer top Colin Burns, Shota Aoyagi, dan Peter Russell-Clarke juga hengkang sekitar akhir tahun lalu.
Setelah bertahun-tahun kepergian mereka, tim yang pernah dipimpin oleh Jony Ive yang legendaris - grup yang membantu mendefinisikan estetika Apple - hampir seluruhnya hilang. Penerus Ive sebagai kepala departemen, Evans Hankey, keluar tahun lalu. Sekarang kelompok desain industri dan antarmuka pengguna (user-interface) melapor kepada Jeff Williams, chief operating officer perusahaan.
Menurut sumber, dengan adanya orang operasional yang mengawasi divisi yang berdedikasi pada desain dan inovasi telah membuat gusar beberapa staf. Ada juga langkah-langkah penghematan biaya yang menambah ketidakpuasan.
10. Kuartal yang Sulit
Dengan latar belakang itu, laporan triwulanan Apple berikutnya diperkirakan akan menjadi tantangan besar bagi investor. Perusahaan sudah memperingatkan bahwa angkanya tidak akan sebanding dengan periode tahun sebelumnya.
Pada kuartal sebelumnya, Apple sedang mengatasi kendala pasokan terkait Covid dan menikmati peningkatan penjualan dari permintaan yang terpendam. Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan tak terduga kali ini.
Analis memperkirakan penjualan akan turun sekitar 4% pada kuartal yang berlangsung hingga bulan ini. Artinya, pendapatan Apple akan turun dalam lima dari enam kuartal terakhir.
“Menurut kami, saham Apple berada di persimpangan jalan,” kata analis Rosenblatt Securities Barton Crockett dalam sebuah catatan minggu ini. Proyek mobil yang gagal dan Vision Pro yang belum sepenuhnya siap telah meredupkan kejayaan perusahaan.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah dorongan Apple pada AI generatif dapat membawa kembali kejayaan tersebut. “Apple berpotensi mendapatkan kembali sebagian dari kejayaannya,” katanya.
(bbn)