“Peran batu bara sebagai energi primer dan cadangan untuk memastikan ketahanan energi tetap tidak berubah, bahkan ketika kondisinya hampir mencapai puncaknya.”
China menambang dan membakar lebih dari separuh batu bara dunia, menjadikan sektor ketenagalistrikannya sebagai kontributor terbesar terhadap emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Serangkaian kasus kekurangan listrik dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan pemerintah meningkatkan sektor pertambangan dan terus melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru, meskipun negara ini juga berinvestasi lebih banyak dari negara lain dalam bidang energi ramah lingkungan.
Konsumsi batu bara China melesat 5,6% tahun lalu, peningkatan yang lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena negara ini tidak menerapkan pembatasan akibat Covid-19 pada saat pembangkit listrik tenaga air dilanda kekeringan bersejarah.
Namun, International Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi batu bara di China akan menurun pada 2024 dan mencapai titik stabil dalam dua tahun ke depan. Presiden Xi Jinping telah berjanji bahwa penggunaan bahan bakar di negaranya akan mulai menurun pada tahun 2026.
Perdebatan mengenai penggunaan bahan bakar terus berlanjut. Pada konferensi yang sama, Wu Wenbin, kepala manajemen batu bara di Guangdong Energy Group, memperkirakan peningkatan konsumsi sebesar 4% tahun ini.
Fenwei Digital Information Technology Co, penyelenggara konferensi dan firma riset industri batu bara, memperkirakan kenaikan sebesar 2% tahun ini untuk batu bara pembangkit listrik.
(bbn)