Jakarta - Investasi di pasar modal terutama saham, banyak diminati oleh generasi milenial ataupun generasi Z di perkotaan, baik di ibukota maupun yang berdomisili di kota-kota lain. Transaksi saham secara online memudahkan aktivitas para investor untuk bertransaksi dari manapun. Banyak kelompok investor milenial yang kemudian menjadi investor aktif, atau biasa dikenal dengan “trader”.
Trader adalah investor yang aktif melakukan transaksi jual dan beli saham. Berbeda dengan investor yang seringkali dikaitkan dengan berinvestasi saham dalam jangka panjang, trader seringkali dikenal sebagai spekulator. Hal ini dikarenakan mereka sering mencari keuntungan jangka pendek dari selisih harga beli dan jual saham dalam hitungan hari bahkan jam. Dengan memahami dua karakter pelaku pasar modal tersebut, para investor pemula bisa menyesuaikan kebutuhannya, apakah mau menjadi trader untuk kebutuhan jangka pendek atau menjadi investor sejati untuk kebutuhan jangka panjang.
Berdasarkan prinsip investasi, seorang trader memiliki prinsip buy dan sell. Trader melakukan pembelian dan penjualan dengan melakukan analisis terhadap grafik pergerakan saham untuk memperoleh keuntungan. Sementara itu, investor yang memiliki prinsip buy dan hold akan membeli saham kemudian menyimpannya dalam jangka waktu panjang. Kemudian, investor tersebut akan menjual portofolio sahamnya tersebut saat sudah mencapai tujuan keuangannya.
Analisis Fundamental vs Teknikal
Dalam mengevaluasi produk investasi, seorang investor dapat menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis fundamental dan teknikal. Seorang investor membutuhkan analisis fundamental untuk menganalisis faktor-faktor yang bisa mempengaruhi harga saham, seperti kondisi bisnis perusahaan terkait serta kondisi ekonomi nasional dan internasional.