Sidang isbat. lanjut Adib, juga menjadi forum musyawarah para ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari berbagai ormas Islam, termasuk instansi terkait dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
“Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum. Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat,” sebut Adib.
Sebelumnya, Muhammadiyah mengusulkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) untuk meniadakan sidang isbat, baik penetapan 1 Ramadan maupun 1 Syawal alias Idulfitri.
Muhammadiyah beralasan, dari posisi hilal, jelas tidak akan terlihat pada saat sidang isbat yang digelar Kemenag pada 10 Maret tersebut. Artinya, Muhammadiyah menyebut hampir dipastikan awal Ramadan berdasarkan metode Kemeng, akan dimulai pada 12 Maret 2024.
"Posisi hilal masih di bawah 1 derajat, jelas hilal tidak akan terlihat kalau menggunakan kriteria MABIMS," ujar Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz, Kamis (7/3/2024).
Seperti diketahui, Indonesia mengikuti aturan yang disepakati oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Dalam ketentuan terbaru itu, Ramadan dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat.
(ain)