Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Manusia adalah spesies yang dominan di Planet Bumi. Homo sapiens membentuk Bumi sesuai dengan keinginan, sesuai dengan kebutuhan.

Oleh karena itu, ekonom, filsuf, dan politikus Jerman Karl Marx menyebut manusia adalah bagian tak terpisahkan dari pandangannya tentang corak produksi. Corak produksi terdiri dari 2 unsur yaitu kekuatan produksi dan relasi produksi. Keduanya sama-sama mengedepankan peran manusia.

Jadi, manusia adalah faktor penting untuk menggerakkan roda perekonomian. Tanpa manusia, maka hukum penawaran dan permintaan tidak akan bekerja. Siapa yang akan memproduksi barang dan jasa sekaligus mengkonsumsinya jika bukan manusia?

Akan tetapi, kini isu soal krisis populasi mengemuka di sejumlah negara. Pertumbuhan jumlah penduduk di beberapa wilayah mengalami perlambatan signifikan, bahkan ada yang sampai terkontraksi (tumbuh negatif).

Penurunan populasi negara-negara di dunia (Sumber: Bloomberg)

Mengutip laporan World Population Prospects 2022 keluaran Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), populasi manusia pada akhir abad ini diperkirakan bertambah 2 miliar jiwa dari posisi sekarang yang sebanyak 7,7 miliar. Dengan demikian, Bumi akan dihuni oleh sekitar 11 miliar orang.

“Sembilan negara yang diperkirakan mengalami pertumbuhan populasi tercepat adalah India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Indonesia, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Namun, pertumbuhan di negara-negara tersebut terjadi saat tingkat kesuburan global melambat,” ungkap laporan PBB.

Pada 1990, rata-rata kelahiran per perempuan adalah 3,2. Pada 2019 angkanya turun menjadi 2,5 dan pada 2050 turun lagi menjadi 2,2.

“Negara yang mengalami penurunan populasi semakin banyak. Sejak 2010, terdapat 27 negara atau wilayah yang mengalami penurunan setidaknya 1%. Sejak 2020 hingga 2050, jumlah negara dengan penurunan populasi diperkirakan mencapai 55 di mana hampir separuhnya anjlok minimal 10%,” jelas laporan PBB.

Berikut adalah 10 negara dengan krisis populasi terparah versi laporan PBB:

  1. Bulgaria

Pada 2020-2050, populasi penduduk Bulgaria diperkirakan anjlok 22,5%. Masalah utamanya adalah tingginya angka migrasi keluar dari Bulgaria, karena semakin banyak warga yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik.

Prakiraan Populasi Jepang Menyusut Sepertiga dalam Lima Tahun Mendatang. (Sumber: Bloomberg)
  1. Lithuania

Pada 2020-2050, populasi Lithuania diperkirakan berkurang 22,1%. Seperti halnya Bulgaria, Lithuania akan kehilangan banyak warganya karena faktor migrasi.

  1. Latvia

Pada 2020-2050, populasi Latvia diperkirakan terpangkas 21,6%. Penurunan populasi sudah terjadi sejak Latvia bergabung dengan Uni Eropa pada 2004. Penyebab kejatuhan jumlah penduduk di negara ini adalah migrasi dan rendahnya tingkat kelahiran.

  1. Ukraina

Pada 2020-2050, populasi Ukraina diperkirakan anjlok 19,5%. Jumlah penduduk berkurang dari 43,7 juta menjadi 35,2 juta dalam periode tersebut. Tingginya angka migrasi dan tingkat kematian dibarengi dengan angka kelahiran yang rendah menjadi penyebabnya. Tingkat kelahiran di Ukraina adalah 9,2 per 1.000 penduduk sementara tingkat kematian 15,2 per 1.000 penduduk.

  1. Serbia

Pada 2020-2050, populasi Serbia diperkirakan berkurang 18,9% dari 8,7 juta menjadi 7,1 juta. Banyak warga Serbia yang berpendidikan dan berkemampuan tinggi meninggalkan negara tersebut. Ini dikombinasikan dengan tingkat kesuburan yang rendah.

  1. Bosnia-Herzegovina

Ilustrasi krisis populasi Jepang (Sumber: Bloomberg)

Pada 2020-2050, populasi negara ini diperkirakan turun 18,2% dari 3,3 juta menjadi 2,7 juta. Tingkat kesuburan di Bosnia-Herzegovina memang rendah.

  1. Kroasia

Pada 2020-2050, populasi Kroasia diperkirakan berkurang 18% dari 4,1 juta menjadi 3,4 juta. Populasi Kroasia mencapai puncak pada 1991, dan setelah itu terus menurun.

  1. Moldova

Pada 2020-2050, populasi Moldova diperkirakan ambruk 16,7% dari 4 juta menjadi 3,4 juta. Kemiskinan dan korupsi telah mendorong penduduk usia muda keluar dari negara tersebut. 

  1. Jepang

Pada 2020-2050, populasi Jepang diperkirakan minus 16,3% dari 126,5 juta menjadi 105,8 juta. Populasi Jepang terus berkurang sejak 2011 karena rendahnya angka kesuburan dan populasi yang menua.

  1. Albania

Pada 2020-2050, populasi Albania diperkirakan turun 15,8% dari 2,9 juta menjadi 2,4 juta. Diperkirakan 38% warga Albania memilih tinggal di luar negeri.

(aji)

No more pages