“Hal ini sesuai dengan kesepakatan negara-negara OPEC pada November 2023 untuk melakukan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) hingga kuartal I-2024," imbuhnya.
Sementara itu, dalam laporan International Energy Agency (IEA), disebutkan bahwa pasokan minyak dunia pada Januari 2024 menurun tajam sebesar 1,4 juta bph setelah ledakan di Arktik menghentikan produksi di Amerika Utara dan pengetatan produksi dari negara-negara OPEC.
Untuk kawasan Asia Pasifik, lanjut Agus, terjadi peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut , juga dipengaruhi adanya peningkatan throughput kilang minyak di China, India, dan Singapura rata-rata menjadi 91,72% di Januari, lebih tinggi 0,1 poin to point (p2p) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kemudian, terjadi juga peningkatan permintaan minyak di China sebanyak 1,3 juta bph year on year (yoy) dan India 133.000 bph yoy untuk Desember 2023.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama Februari 2024 dari bulan sebelumnya:
- Dated Brent naik sebesar US$3,61/bbl dari US$80,32/bbl menjadi US$83,93/bbl.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$2,75/bbl dari US$73,86/bbl menjadi US$76,61/bbl.
- Brent (ICE) naik sebesar US$2,57/bbl dari US$79,15/bbl menjadi US$81,72/bbl.
- Basket OPEC naik sebesar US$1,15/bbl dari US$80,04/bbl mejadi US$81,19/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar US$2,97/bbl dari US$77,12/bbl menjadi US$80,09/bbl.
(dov/wdh)