Direktur Utana Nixon LP Napitupulu mengungkapkan pihaknya ingin BTN tidak hanya dikenal sebagai bank kredit perumahan rakyat (KPR) tapi juga sebagai bank tabungan. Untuk mencapai target ini, menurutnya, perlu dilakukan modernisasi pada BTN.
"Hari ini kami masih sangat fokus ke mortgage bank. Kita akan repositioning supaya terlihat lebih kekinian dan lebih diterima oleh masyarakat, supaya BTN tidak hanya dianalogikan dengan KPR tapi juga bank tabungan. Jadi, saving banks dan digital banks, selain kita dikenal sebagai mortgage bank,” kata Nixon dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (16/3/2023).
Untuk mencapai hal tersebut, kata Nixon, perusahaan akan mendorong digitalisasi terhadap seluruh produk dan proses bisnis BTN secara keseluruhan. Sementara itu, Direktur Distribusi dan Pendanaan BTN, Jasmin, mengungkapkan penghimpunan current account saving account (CASA) menjadi salah satu tantangan perusahaan kedepannya.
"Kunci utamanya adalah kita banyak inovasi di digital, terutama terkait dengan saving account, mobile banking, internet banking dan juga kita akan masuk dalam ekosistem bisnis," jelasnya.
Jasmin mengatakan ada sejumlah ekosistem yang menjadi mesin pertumbuhan CASA BTN, antara lain perdagangan, edukasi, kawasan industri, serta properti dan perumahan. Dengan menekuni ekosistem-ekosistem tersebut, lanjutnya, CASA perusahaan diharapkan naik sehingga berpengaruh pada pertumbuhan di segmen UMKM yang menjadi titik ketertinggalan BTN.
"Dengan masuk ke ekosistem bisnis itu, harapan ke depan CASA dan UMKM tumbuh secara sehat dan kita digunakan sebagai bank untuk transaksi karena tahun ini kita fokus pada retail transaction dan wholesale transaction," kata Jasmin.
Sepanjang 2022, CASA BTN mencapai Rp 156,2 triliun atau tumbuh sebesar 19,13% yoy. Jumlah tersebut mendorong kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77% yoy dari Rp 295,97 triliun menjadi Rp 321,93 triliun.
(tar/wep)