Dalam paparan tersebut, Powell menegaskan bahwa penurunan suku bunga acuan layak (appropriate) dilakukan tahun ini. Meski begitu, Powell juga menggarisbawahi bahwa sekarang belum saatnya.
“Kami meyakini bahwa suku bunga acuan saat ini sudah mencapai puncak. Jika ekonomi bergerak seperti yang diperkirakan, maka menjadi layak untuk mulai melonggarkan suku bunga di satu titik pada tahun ini. Namun saat ini prospek ekonomi masih tidak pasti, dan perkembangan menuju target inflasi 2% belum dapat dipastikan,” jelas Powell, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Walau belum pasti kapan dilakukan, tetapi yang jelas Powell sudah makin menegaskan bahwa pemangkasan Federal Funds Rate bakal terjadi tahun ini. Suku bunga rendah menjadi katalis positif bagi emas, sebab emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 80,93. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun perlu diwaspadai, RSI di atas 80 juga menunjukkan suatu aset sudah masuk fase jenuh beli (overbought). Ini kemudian terkonfirmasi dari indikator Stochastic RSI. yang sudah berada di angka 100. Sudah maksimal, sudah sangat overbought.
Oleh karena itu, ada kemungkinan harga emas akan mengalami koreksi untuk konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.103/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.067/ons bisa menjadi support berikutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.159/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas melesat lagi menuju US$ 2.175/ons.
(aji)