“Artinya potensi PLTB dengan teknologi lama akan sulit diterapkan di Pantura Jawa, dengan teknologi baru bisa ditempatkan di Pantura Jawa,” ujarnya.
“Dulu PLTB tingginya 70 meter, satu tiangnya hanya 7 megawatt (MW), saat ini tinggi 140 meter kapasitasnya meningkat dua kali lipat,”
PT PLN (Persero) menyampaikan akan terdapat penambahan kapasitas pembangkit listrik dengan total 80 gigawatt (GW) di mana 75% berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan 25% berbasis gas dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2040.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan RUPTL hingga 2040 praktis menjadi yang paling hijau sepanjang sejarah Indonesia. Sebab besaran EBT dalam RUPTL yang berlaku saat ini, yakni periode 2021-2030, hanya berkisar 51,6%.
Darmo, sapaan akrabnya, mengatakan EBT tersebut memiliki base load hidro dan panas bumi (geothermal).
“Ada Peraturan Presiden tentang EBT [yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik] sudah melarang untuk batu bara. Jadi [RUPTL hingga 2040] base load hanya 3, yakni hidro, geothermal, dan gas,” ujar Darmo.
(dov/ain)