Sehubungan dengan kemungkinan rencana tersebut, dia menyatakan, "ini merupakan tantangan yang sangat serius... hal ini harus dilakukan secara otomatis, tanpa kehadiran manusia."
China belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Borisov tersebut.
Selain itu, Borisov berbicara tentang rencana Rusia untuk membuat pesawat kargo luar angkasa bertenaga nuklir. Dia mengatakan bahwa semua pertanyaan teknis terkait proyek itu telah ditangani, selain mencari cara untuk mendinginkan reaktor nuklir di luar angkasa.
"Kami memang sedang mengerjakan tugboat luar angkasa. Struktur raksasa ini akan mampu, berkat reaktor nuklir dan turbin berkekuatan tinggi... untuk mengangkut muatan besar dari satu orbit ke orbit lainnya, mengumpulkan puing-puing luar angkasa dan terlibat dalam banyak aplikasi lainnya," tuturnya.
Rencana besar untuk menambang di Bulan telah dibahas sebelumnya oleh para pejabat Rusia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, program luar angkasa Moskow mengalami sejumlah kegagalan.
Tahun lalu, misi pertama Rusia ke Bulan dalam 47 tahun, pesawat luar angkasa Luna-25 jatuh setelah hilang kendali.
Moskow telah menyatakan keinginan untuk melakukan lebih banyak misi ke Bulan dan mempertimbangkan kemungkinan operasi berawak gabungan Rusia-China di Bulan, bahkan membangun pangkalan di sana.
Bulan lalu, Beijing mengumumkan rencananya untuk mengirimkan astronot pertama China ke Bulan sebelum tahun 2030.
Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin menolak peringatan Amerika Serikat (AS) tentang spekulasi bahwa Rusia memiliki rencana untuk menempatkan senjata nuklir di luar angkasa. Moskow menganggap peringatan AS sebagai taktik Washington untuk menarik Rusia ke dalam perundingan senjata sesuai dengan tuntutan Barat.
(ros)