“Alasan kenaikan harga emas adalah pasar melihat penurunan suku bunga acuan sudah semakin dekat. Pasar yakin bahwa harga emas bisa naik lagi. Kami memperkirakan harga emas pada kuartal II-2024 bisa mencapai US$ 2.300/ons,” tegas Bart Melek, Head of Commodity Strategis TD Securities, seperti diberitakan Bloomberg News.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve kemungkinan besar memang mulai melakukan pelonggaran moneter pada tahun ini. Suku bunga acuan diperkirakan bisa turun mulai semester II-2024 dari level saat ini yang merupakan rekor tertinggi dalam 22 tahun.
Mengutip CME FedWatch, peluang The Fed menurunkan suku bunga acuan pada Juni adalah 70%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas dalam iklim suku bunga tinggi menjadi kurang menguntungkan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 79,39. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di angka 100. Sudah maksimal, sudah sangat jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, ada kemungkinan harga emas akan mengalami koreksi dan masuk fase konsolidasi. Target support terdekat adalah US$ 2.081/ons. Jika tertembus, maka US$ 2.055/ons bisa menjadi support berikutnya.
Sementara target resisten terdekat ada di US$ 2.135/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.145/ons.
(aji)