Logo Bloomberg Technoz

China juga mengatakan bahwa kapal-kapal Filipina dengan sengaja menabrak kapal-kapalnya dan mengabaikan peringatan. China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan termasuk Kepulauan Spratly yang disengketakan dan disebut sebagai Kepulauan Nansha.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Senin mengatakan bahwa negaranya akan mengupayakan pendekatan bilateral dengan China untuk menyelesaikan sengketa mereka di Laut China Selatan, namun mengkritik "pola agresi" di perairan yang disengketakan tersebut.

Duta Besar Uni Eropa untuk Filipina Luc Véron mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa dia terganggu oleh "pola manuver dan pemblokiran" dari kapal-kapal China yang "menargetkan kapal-kapal Filipina" pada Selasa. Dia mengulangi seruan Uni Eropa agar semua pihak mematuhi keputusan arbitrase 2016, yang membatalkan klaim maritim China. Beijing telah menolak keputusan itu.

Pada Oktober, Filipina mengatakan bahwa dua kapalnya bertabrakan dengan kapal-kapal China dalam sebuah misi untuk mengirimkan pasokan ke sebuah pos terdepan di Laut China Selatan. Kapal-kapal dari kedua negara kembali berhadapan dalam beberapa bentrokan di perairan yang disengketakan pada Desember, dengan penjaga pantai China mengatakan bahwa sebuah kapal Filipina mengabaikan peringatan dan "dengan sengaja menabrak" kapalnya.

Dalam insiden Selasa, dua kapal penjaga pantai Filipina dikerahkan untuk mendukung operasi pasokan militer ke BRP Sierra Madre, sebuah kapal era Perang Dunia II yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal pada tahun 1999 untuk dijadikan pos militer.

(bbn)

No more pages