“Penguatan rupiah yang terjaga akan menaikkan peluang suku bunga acuan berpuncak di 5,75%,” kata Krystal Tan, Ekonom Australia & New Zealand Banking Group (ANZ). Saat ini, suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate ada di 5,5%.
Sementara BNM diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps menjadi 3% hari ini, menurut 17 dari 18 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus. Satu ekonom memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 2,5%.
Kenaikan suku bunga acuan dipandang masih dibutuhkan untuk menekan inflasi, terutama inflasi inti. Malaysia juga masih perlu menyesuaikan dengan tren normalisasi kebijakan moneter global. Pendapat itu dikemukakan oleh Afiq Asyraf Syazwan, Analis Kenanga Investment Bank Bhd.
“Pada Maret, kami hanya memperkirakan kemungkinan 50% kenaikan suku bunga 25 bps. Ini karena ekspektasi perlambatan ekonomi global dan meningkatnya ketidakpastian terutama faktor geopolitik,” kata Asyraf.
Malaysia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memulai siklus pengetatan moneter, yaitu pada Mei tahun lalu.
“Kami menilai inflasi yang melambat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akan membuat BNM menyudahi siklus pengetatan. Kemudian BNM akan mengalihkan fokus dari menjaga inflasi menjadi mendukung permintaan,” kata Shivaan Tandon dari Capital Economics.
(aji/day)