Penasihat keuangan telah diminta untuk mengajukan proposal mengenai kemungkinan penjualan perusahaan yang tercatat di Jakarta dan dikenal sebagai ANJ itu, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah tersebut bersifat pribadi.
Pertimbangan sedang berlangsung dan pemegang saham dapat memutuskan untuk tidak melakukan penjualan, kata sumber tersebut.
Naga menegaskan, sampai saat ini, tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material yang dapat disampaikan oleh perseroan.
"Apabila perseroan mengetahui adanya informasi material yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan, maka perseroan akan segera menyampaikannya kepada pihak OJK dan BEI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelas Naga.
ANJT memiliki cadangan lahan seluas lebih dari 150.000 hektare pada akhir 2022, sekitar sepertiganya telah ditanami, menurut situs jejaringnya.
Kelapa sawit dewasa mencakup 86% area yang ditanami. ANJ didirikan pada 1993 dengan nama Austindo Teguh Jaya dan berubah nama menjadi ANJ lima tahun kemudian. Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2013.
Perusahaan ini juga menanam sagu dan edamame, dan memiliki pabrik biogas untuk pengoperasian energi terbarukannya.
(ibn/dhf)