Septo menyebut ia melaksanakan umrah semi-mandiri, yang berarti melakukan pemesanan tiket secara pribadi, namun tetap melakukan penyewaan Land Arrangement (LA) untuk mengurusi hal hal seperti pemesanan hotel, makan, mutawwif, bus, visa, serta membantu handling di Bandara.
“Tiket pesawat [pulang-pergi] saya dan komunitas cari tiket sendiri, jadi lebih murah,” jelasnya.
Dalam perjalanan umrah tersebut, Septo menyebut calon jemaah diharusnya untuk mendapatkan tiket pemberangkatan masing-masing, dengan tujuan agar mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
“Cari tiket murah agar biaya lebih murah juga, sebisa mungkin cari tiket PP di bawah Rp7 juta,” jelasnya.
Septo mengaku dia mendapatkan tiket pemberangkatan dari Solo, kemudian dilanjutkan dengan transit di Jakarta, dan langsung menuju Jeddah.
“Kemarin paling murah yang dari Solo ke Jeddah tapi transit Jakarta, jadi saya ambilnya itu,” kata Septo.
Umrah Mandiri Berjalan Lancar
Septo juga mengatakan bahwa keseluruhan perjalannya berjalan lancar dan tidak ada kejadian yang terjadi di luar perkiraannya. Lanjutnya, Septo mengatakan bahwa Umrah Mandiri lebih menguntungkan karena lebih terjangkau. Namun dia mengingatkan agar para jemaah harus mengetahui medan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan umrah mandiri.
“Kalau mandiri lebih murah dan lebih fleksibel, kukurangannya ya harus tau medan di sana,” jelasnya
Seperti yang diinformasikan sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi kini memperbolehkan calon jemaah untuk melakukan perjalanan Umrah secara pribadi menggunakan ‘Personal Visit Visa’.
Visa tersebut dapat diperoleh secara online, dan mengizinkan pengunjung untuk berkunjung ke seluruh Arab Saudi. Meskipun Pemerintah Arab Saudi sudah mengizinkan, Pemerintah RI justru melarang hal tersebut melalui Undang-Undang.
Jaja Jaelani sebagai Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus mengatakan umrah mandiri bertentangan dengan UU No. 8 Tahun 2019 pasal 86 yang khusus membahas tentang perjalanan ibadah umrah yang harus melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
"Selain itu, sudah merupakan tugas negara dalam melindungi keamanan warga negaranya, baik didalam negeri Maupun diluar negeri. Bagi jemaah yang belum pernah ada pengalaman ke Arab Saudi tentunya akan sangat berbahaya mengingat resiko riskan dalam menjalani ibadah umrah. Jika ada apa-apa, siapa yang akan bertanggung jawab atas keselamatannya?” kata Jaja dari siaran pers yang dirilis disitus resmi Kemenag.
(fik/ain)