Logo Bloomberg Technoz

“Di dalam kebijakan moneter kami, meskipun untuk saat ini kami masih tetap menjaga suku bunga kebijakan kami sebesar 6% dan mencoba melihat upaya untuk melakukan penyesuaian, kami terus mengupayakan untuk stabilisasi nilai tukar,” tutur Perry.

Sebagai informasi, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Februari ini. Dalam konferensi pers RDG itu, ia sempat menyinggung pula BI Rate bisa saja turun pada Semester II tahun ini.

"Kami sudah kasih hint, baseline kami di semester II," ungkap Perry kala itu.

Namun, lanjut Perry, penurunan suku bunga acuan bisa terjadi dengan beberapa prasyarat. Satu, inflasi tetap terkendali di target sasaran 2,5% plus minus 1 untuk tahun ini. Dua, ekonomi masih tumbuh bagus.

"Dan terutama kalau rupiah continue stable bahkan cenderung menguat," katanya.

Faktor utama yang mempengaruhi dinamika nilai tukar rupiah, menurut Perry, adalah sentimen eksternal yaitu arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Saat sudah ada kejelasan kapan The Fed menurunkan suku bunga acuan, maka dolar AS tidak akan menguat signifikan.

(azr/lav)

No more pages