Adapun, produksi batu bara PTBA sepanjang 2023 mengalami kenaikan 13% secara tahunan menjadi 41,9 juta ton dibandingkan dengan 2022 yang sebanyak 37,1 juta ton.
Kinerja produksi didukung kontribusi kontraktor jasa pertambangan dan cucu usaha PTBA, yakni PT Satria Bahana Sarana (SBS), sebesar 37,7 juta ton. Sisanya sebesar 4,2 juta ton merupakan hasil produksi swakelola PTBA.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia/Indonesian Coal Mining Association (APBI/ICMA) Hendra Sinadia membenarkan harga batu bara pada 2023 sangat volatil, bahkan mencapai titik terendah sejak Mei 2021.
Walakin, jika dibandingkan dengan 2020, harga batu bara saat ini sebenarnya masih jauh lebih bagus.
“Tren penurunan harga saat ini diakibatkan pasar yang oversupply. Produksi meningkat, sementara demand – meski meningkat – tidak mengimbangi pasokan. Ekspor kita ke China masih cukup kuat, lebih dari 30%. Sementara itu, total impor China lebih separuhnya dari Indonesia,” ujarnya saat dihubungi, Senin (6/11/2023).
(dov/wdh)