Pada Senin, Beijing mengumumkan bahwa perdana menteri negara tersebut--orang kedua setelah Presiden Xi Jinping--akan menghentikan tradisi pengarahan pers tahunan yang telah berlangsung selama beberapa dekade pada sebuah pertemuan penting.
"Tidak jelas apa arah umum kebijakan secara keseluruhan dalam jangka panjang," kata Mossavar-Rahmani. "Ketidakpastian kebijakan umumnya memberi sedikit batasan pada pasar ekuitas."
Indeks acuan CSI 300 bulan lalu merosot ke level terendah dalam lima tahun terakhir di tengah-tengah kekhawatiran akan kondisi permintaan domestik pada saat ketegangan geopolitik meningkat. Indeks ini telah pulih kembali setelah regulator mengambil langkah-langkah untuk membatasi penjualan dan meningkatkan pembelian institusional.
Mungkin akan ada beberapa langkah stimulus jangka pendek yang akan datang, tetapi sektor real estat China belum menemukan titik terendahnya, menurut Mossavar-Rahmani. "Data tidak jelas--kami benar-benar tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai pertumbuhan tahun lalu atau pertumbuhan apa yang akan terjadi tahun ini," ujarnya, menggemakan kekhawatiran di antara sejumlah ekonom yang meragukan angka-angka ekspansi ekonomi resmi China.
Meskipun China secara resmi mempublikasikan angka pertumbuhan di atas 5% untuk tahun 2023, "kebanyakan orang berpikir bahwa itu bukanlah angka pertumbuhan yang sebenarnya--angka tersebut sebenarnya jauh lebih lemah," katanya.
"Kami tidak menyarankan klien untuk pindah ke China pada saat ini," pungkasnya.
(bbn)