Cerita yang sama mungkin terjadi pada turis Amerika Serikat (AS). Survei Longwoods International menyebut faktor keuangan menjadi penentu dalam berlibur dalam enam bulan ke depan.
Sebanyak 56% responden menyebut harga tiket pesawat adalah faktor utama. Sedangkan sekitar 30% berpendapat faktor ekonomi akan sangat berdampak terhadap liburan mereka.
Meski ada faktor ekonomi, tetapi sembilan dari 10 turis AS dalam survei Longwoods menyebut mereka sudah punya rencana berlibur dalam enam bulan ke depan.
Sedangkan survei yang dilakukan Destination Analyst menemukan fakta bahwa keinginan warga AS untuk pelesiran tetap tinggi. Namun 31% responden menyatakan inflasi dan tingginya biaya bisa membuat mereka membatalkan rencana liburan.
Bagi mereka yang masih ingin liburan “mereka akan mengurangi beberapa aspek. Mereka akan mengurangi belanja dan membeli dari usaha kecil untuk suvenir, hiburan, serta makanan minuman,” kata Amir Eylon, CEO Longwoods International.
Untuk perjalanan darat, Eylon menambahkan, wisatawan memilih membawa bekal ketimbang makan di restoran. “Inilah yang terjadi saat harga bensin menyentuh rekor tertinggi beberapa waktu lalu,” katanta.
Survei Longwoods menunjukkan warga AS lebih memilih berkendara dibandingkan naik pesawat. Sekitar 30% responden menyatakan memilih destinasi wisata yang lebih dekat dari rumah, Menurut Eylon, pola ini erat hubungannya dengan perlambatan ekonomi.
Akan tetapi, permintaan warga AS untuk berwisata ke Eropa tetap tinggi, sebut rilis UNWTO. Salah satu penyebabnya adalah penguatan nilai tukar dolar AS terhadap euro yang bisa menekan pengeluaran.
Kembalinya wisatawan China pun akan membantu pemulihan industri ini. Hingga pertengahan Januari, 32 negara masih melakukan langkah pembatasan terhadap pendatang dari China karena faktor Covid-19.
(aji)