Secara umum, 10 saham yang ada di Papan Akselerasi menguasai 70% kapitalisasi pasar dan bobot perhitungan pada indeks ABX. Indeks ABX adalah indeks harga saham Papan Akselerasi yang menggambarkan pergerakan harga saham-saham papan ini. Kinerja Indeks ABX YTD (year to date) 2023 sebesar 34,48%. Jika saham yang IPO pada 2023 tidak diikutsertakan, estimasi kinerja YTD 2023 turun sebesar -15,26%. Artinya saham-saham yang tercatat di tahun 2023 berkontribusi besar pada kenaikan indeks ABX.
Jika dilihat dari kinerja keuangan, sebanyak 78% perusahaan yang tercatat di Papan Akselerasi mengalami peningkatan net income dan 90% perusahaan mengalami peningkatan revenue. Secara rata-rata, fund raising dan market cap saham dalam perhitungan ABX terhadap jumlah emiten setiap tahunnya trennya bervariasi. Namun, RNTH (Rata-Rata Nilai Transaksi Harian) mengalami pertumbuhan. Sepanjang 2023 RNTH di Papan Akselerasi senilai Rp79,7 miliar atau meningkat 77% jika dibanding RNTH di tahun 2022 senilai Rp45,1 miliar.
Papan akselerasi di kawasan ASEAN telah lebih lama diluncurkan dibandingkan ABX yang baru diluncurkan pada 2019. ABX juga menjadi papan akselerasi dengan market cap yang relatif kecil hanya sebesar Rp8 triliun dibandingkan Catalist dari SGX sebesar Rp90,22 triliun, MAI dari SET sebesar Rp178,12 triliun, dan ACE Market dari BM sebesar Rp120,45 triliun.Papan Akselerasi BEI yang paling anak bawang karena baru berdiri tahun 2019 dan hanya sebesar 4,4% dengan kapitalisasi pasar setara US$ 540 juta isbanding total emiten yang tercatat di BEI sebanyak 903 emiten per akhir Desember 2023. Di bursa Singapura, Catalist telah beroperasi sejak 2007 dengan jumlah emitennya sebanyak 208 atau sebesar 33% dari total 635 emiten.
Bursa Efek Thailand bahkan telah membuka papan sejenis dengan nama MAI (Market for Alternative Investment) sejak tahun 1997. Sebanyak 267 emiten tercatat di papan perdagangan MAI atau sebesar 32%dari total 840 emiten di bursa SET (The Stock Exchange of Thailand)
Menarik dicermati, perkembangan perdagangan bursa saham untuk perusahaan kecil menengah (SME/Small Media Entreprise) di dua negara besar di Asia yaitu China dan India, serta Korea. China memiliki dua papan SME dibawah Shenzhen Stock Exchange yaitu SME Board dan ChiNext. SME Board lebih ditujukan untuk UMKM yang berada pada tahap mapan dengan keuntungan yang stabil, sementara ChiNext lebih ditujukan untuk perusahaan inovatif dan startup yang bertumbuh.
India juga memiliki dua bursa saham SME, yaitu Bombay Stock Exchange (BSE) SME dan National Stock Exchange of India (NSE) Emerge. Meskipun pendirian BSE SME dan NSE Emerge hanya terpaut beberapa bulan, namun BSE SME jauh lebih berkembang dengan jumlah emiten dan nilai kapitalisasi pasar yang jauh mengungguli NSE Emerge.
Sementara Korea mengoperasikan dua bursa SME yang dinamakan KOSDAQ dan KONEX. Meskipun pada awalnya dibentuk sebagai papan untuk UMKM, KOSDAQ kini menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan berkaliber besar. Sehingga KRX (Korea Stock Exchange) meluncurkan papan baru untuk UMKM yang dinamakan KONEX pada Juli 2013.
(tim)