Ekonom: Utang Bisa Jegal Pertumbuhan Ekonomi RI
Azura Yumna Ramadani Purnama
01 March 2024 20:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai praktik utang yang ugal-ugalan tanpa solusi untuk mengurangi utang akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bhima Yudhistira, Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) mengatakan pemerintah berencana menaikkan defisit anggaran pada 2025. Padahal, berkaca dari rencana tahun ini, pendapatan pajak dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) diperkirakan tumbuh lebih rendah dibanding kenaikan utang.
Menurut dia, PNBP merosot karena terlalu bergantung pada pergerakan harga komoditas. Di sisi lain, permintaan dari negara tujuan ekspor sedang melemah. Tak hanya itu, belanja negara untuk proyek infrastruktur juga sangat agresif, ditambah sebagian beban utang BUMN karya yang ditanggung negara.
"Praktik utang ugal-ugalan tanpa solusi untuk rem utang bakal menghambat pertumbuhan ekonomi. Jadi jangan terjebak pada rasio utang di bawah 60% (terhadap produk domestik bruto/PDB), likuiditas domestik faktanya makin tergerus karena tersedot utang," ujar Bhima kepada Bloomberg Technoz, Jumat (1/3/2024).
Sebagai informasi, utang Pemerintah Indonesia melonjak tiga kali lipat lebih dalam kurun 10 tahun terakhir, yakni periode 2014-2024, atau ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).