Banten juga mencatatkan penurunan produksi beras sebesar 58,15 ribu ton menjadi 960,50 pada tahun 2023. Sulawesi Barat menjadi provinsi selanjutnya yang mencatatkan penurunan sebesar 35,64 ribu ton beras menjadi 167,39 ribu ton.
Wilayah selanjutnya yang mengalami penurunan produksi beras adalah Kalimantan Barat, dengan besar penurunan produksi 18,30 ribu ton beras menjadi 414,29 ribu ton pada tahun 2023.
DI Yogyakarta mencatatkan penurunan produksi beras sebesar 15,67 ribu ton menjadi 303,39 ribu ton beras pada tahun 2023. Selanjutnya Kalimantan Tengah dengan penurunan produksi sebesar 7,8 ribu ton menjadi 196,49 ribu ton beras. Terakhir, Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 7,24 ribu ton menjadi 132,02 ribu ton beras.
Untuk Januari-April 2024, kata Habibullah, potensi produksi beras diperkirakan 10,71 juta ton. Jatuh 17,52% dibandingkan 4 bulan pertama 2023.
Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Produksi M Habibullah mengatakan potensi produksi beras yang menurun merupakan konsekuensi penurunan produksi padi dan penurunan luas panen sebagai dampak dari terjadinya el nino.
"Potensi produksi padi sepanjang januari-april 2024 diperkirakan sebesar 18,59 juta ton GKG (gabah kering giling) atau menurun 3,95 juta ton GKG (17,54%) dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Habibullah.
Dia menjelaskan potensi produksi padi pada Maret 2024 diperkirakan sebesar 6,15 juta ton GKG. Sementara itu, puncak produksi tertinggi pada 2024 diperkirakan terjadi pada April dengan potensi produksi mencapai 8,55 juta ton GKG.
(azr/lav)