Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sebanyak 37 provinsi di Indonesia mengalami inflasi atau kenaikan harga beras. Hanya satu provinsi yang mengalami deflasi atau penurunan harga beras, yakni Jambi.

Berdasarkan data luas panen dan produksi pada di Indonesia tercatat, luas panen padi di Jambi pada 2023 meningkat menjadi 61.237 Hektare dari luas panen pada tahun sebelumnya, yakni 60.540 Hektare.

Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Produksi M Habibullah mengatakan, pada Februari 2023 komoditas beras mengalami inflasi sebesar 5,32% (mtm) dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,21% secara bulanan dan 0,67 secara tahunan.

"Penurunan tersebut adalah konsekuensi produksi dan luas panen yang terdampak El Nino," kata Habibullah dalam konferensi pers IHK Februari 2024 di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Ia menjelaskan, inflasi Februari 2024 tercatat 0,37% secara bulanan, atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,19 pada Januari menjadi 105,58 pada Februari. Komoditas beras juga tercatat memberi andil tertinggi terhadap inflasi yang terjadi pada bulan ini.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau, yakni dengan inflasi 1% dan andil inflasi 0,29%.

"Beras memberi andil inflasi tertinggi yakni 0,21%, cabai merah 0,19%, telur ayam ras 0,04%, serta komoditas daging ayam ras 0,02%," ujar Habibullah.

Habibullah juga menjelaskan, potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2024 diperkirakan sebesar 10,71 juta ton, menurun 2,28 juta ton atau 17,52% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dia menjelaskan potensi produksi padi pada Maret 2024 diperkirakan sebesar 6,15 juta ton gabah kering giling (GKG). Sementara itu, puncak produksi tertinggi pada 2024 diperkirakan terjadi pada April dengan potensi produksi mencapai 8,55 juta ton GKG.

(azr/lav)

No more pages