Boy Thohir menyatakan bahwa proyek diversifikasi bisnis batu bara Adaro memberi kontribusi sekitar 17% dari total pendapatan sepanjang tahun lalu. Andro tahun lalu juga berinvestasi pada bisnis non batu bara termal lewat dimulainya konstruksi smelter aluminium di kawasan industri Kalimantan Utara
Tahun ini perseroan menetapkan kenaikan belanja modal 53% menjadi US$648 juta sebagaimana tertuang dalam rencana investasi. Belanja modal ini terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang, dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan di saat investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya dimulai.
Penjualan batu bara Adaro tahun ini ditargetkan 65-67 juta ton yang terdiri atas 62 juta ton batu bara termal, 4,9-5,4 juta ton batu bara metalurgi (melalui perusahaan ADMR).
(mfd/wep)