Laba Adaro (ADRO) Turun 34% Jadi Rp25 T, Ini Penyebabnya
Mis Fransiska Dewi
01 March 2024 10:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara yang terafiliasi dengan Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mencatatkan laba bersih keseluruhan tahun 2023 sebesar US$1,64 miliar (setara Rp25,76 triliun). Terjadi penurunan raihan laba sekitar 34% dibandingkan periode sebelumnya, efek anjloknya pendapatan usaha.
Pendapatan bersih selama tahun 2023 Adaro mengalami penurunan sekitar 20% menjadi US$6,51 miliar dari periode lalu, US$8,1 miliar hasil dari penjualan batu bara perseroan. Pada saat yang sama beban pokok juga meningkat 15% menjadi US$3,98 miliar. Terjadi peningkatan beban atas biaya royalti kepada pemerintah sekitar meningkat 19% menjadi US$1,46 miliar.
Dampak atas kenaikan beban adalah terkoreksinya laba usaha 50% menjadi US$2,15 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar US$4,30 miliar.
Total aset ADRO hingga akhir Desember 2023 mencatatkan penurunan 3% menjadi US$10,47 miliar, dengan kewajiban ikut turun dari US$4,25 miliar menjadi US$3,06 miliar. Dalam keterangannya, Sekretaris Perusahaan Mahardika Putranto menjelaskan raihan kewajiban antara lain disebabkan penurunan utang pajak penghasilan badan sebesar 92,45% menjadi US$86 juta.“Hal ini disebabkan oleh pembayaran utang pajak penghasilan badan konsolidasian Perseroan,” kata dia dalam keterangan tertulis kepada BEI, dikutip Jumat (1/3/2024).
Secara akumulasi ekuitas perseroan berada di level US$7,4 miliar atau meningkat 13,5%, yang ditopang oleh salo laba yang lebih tinggi sekitar 16,7%, disampaikan Mahardika. Sementara saldo kas Adaro pada akhir tahun tercatat turun 19% menjadi US$3,31 miliar dibandingkan posisi kas sebelumnya, US$4,06 miliar.