Bank Indonesia (BI) sebelumnya merilis secara tahunan posisi Utang Luar Negeri (ULN) baik oleh pemerintah, swasta bank, lembaga keuangan bukan bank maupun lembaga bukan bank, yang mencatat kontraksi atau penurunan. Namun secara bulanan terjadi sebaliknya peningkatan, terutama di ULN pemerintah dan bank sentral.
Pada Januari lalu, ULN pemerintah sebesar US$ 194,28 miliar, naik 4% dari Desember. Sedangkan bank sentral mencatat posisi ULN US$ 9,34 miliar, naik dari Desember lalu sebesar US$ 9,19 miliar.
Kenaikan posisi ULN pemerintah, menurut penjelasan BI masih terbilang aman dan terkendali. Alasannya, hampir seluruh ULN pemerintah memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7% dari total ULN pemerintah sebesar US$ 194,28 miliar.
Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,4% dari total ULN, demikian dijelaskan oleh bank sentral.
Kenaikan penempatan investasi portofolio pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional juga mendorong peningkatan posisi ULN tersebut.
Sebagai gambaran, ULN pemerintah dalam bentuk SBN internasional naik 4,7% year-on-year menjadi US$ 84,17 miliar. Untuk ULN pemerintah berbentuk SBN domestik tercatat turun 12,15% menjadi US$ 54,15 miliar pada Januari 2023.
(krz/roy)