Haniyeh berkata, "ini adalah seruan kepada masyarakat kami di Yerusalem dan Tepi Barat untuk berbaris ke Al-Aqsa sejak hari pertama Ramadan." Dia menggambarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober sebagai upaya untuk menghentikan serangan Israel terhadap wilayah Palestina, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (29/2/2024).
Dalam pidatonya di televisi, dia mengatakan bahwa meskipun Hamas menunjukkan kemampuan untuk bernegosiasi dengan Israel, mereka tetap siap untuk berperang. Israel menyatakan bahwa setiap kesepakatan dengan Hamas akan mengharuskan kelompok itu membatalkan "tuntutan aneh".
Pada pembicaraan dengan mediator di Paris pekan lalu, Israel menyetujui proposal Hamas untuk gencatan senjata selama 40 hari. Ini akan menjadi perpanjangan pertama dari gencatan senjata selama perang selama lima bulan. Minggu ini, delegasi dari kedua belah pihak di Qatar akan membahas detailnya.
Sumber penting dalam perundingan mengatakan pasukan Israel akan menarik diri dari wilayah berpenduduk sesuai dengan perjanjian.
Meskipun demikian, hal ini tampaknya tidak memenuhi permintaan Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen dan penarikan pasukan Israel, atau untuk menyelesaikan nasib pria Israel yang berada dalam usia tempur di antara mereka yang ditahan oleh Hamas.
(ros)