Sedangkan rerata harga beras medium sepanjang Februari adalah Rp 13.920/kg. Naik 4,58% dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi meroket 18,37% dalam setahun terakhir.
Aida S Budiman, Deputi Gubernur BI, menyebut inflasi beras pada Januari mencapai 0,64% secara bulanan. Padahal beras adalah komoditas dengan sumbangan terbesar di keranjang inflasi, dengan bobot mencapai 3,43%.
"Ini salah satu penyebab inflasi volatile foods mencapai 7,22% yoy," ungkap Aida dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari, pekan lalu.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) terbaru BI, lanjut Aida, harga beras memang masih cukup tinggi dan perbedaan antar-daerah yang lebar. Contoh, harga beras di Nusa Tenggara Barat (NTB) ada di Rp 12.947/kg sementara di Kalimantan Tengah hampir Rp 18.800/kg.
Salah satu penyebab tingginya harga beras, lanjut Aida, adalah El Nino. Kekeringan di sejumlah daerah membuat musim tanam dan panen bergeser.
"Saat ini sudah ada musim hujan tetapi baru di sekitar 70% wilayah Indonesia. Tahun lalu, kita Februari sudah 77%. Jadi ada pergeseran, panen mungkin bergeser sampai Mei" kata Aida.
Tidak cuma beras, berbagai harga sembako lain pun naik. Bawang putih bonggol pada Februari harganya Rp 38.590/kg. Naik tipis 0,1% dalam sebulan tetapi melesat 34,84% dalam setahun.
Kemudian harga cabai merah keriting pada Februari ada di Rp 57.570/kg. Naik 14,66% secara bulanan dan 39,39% dalam setahun.
Lalu daging ayam ras pada Februari harganya Rp 36.140/kg. Naik 2,03% dalam sebulan tetapi bertambah 7,34% dalam setahun.
(aji)