Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (29/2/2024), dibuka melemah. Pada pukul 9.05, indeks kehilangan 8,42 poin atau setara dengan 0,11% ke level 7.320.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,01 miliar saham dengan nilai transaksi Rp441 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 74.020 kali.
Sebanyak 172 saham menguat dan 143 saham melemah. Sementara, 238 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Malam ini, perhatian pasar akan tertuju pada rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE Price Index) yang merupakan acuan data inflasi yang disukai Federal Reserve.
Data tersebut rilis setelah semalam US Bureau of Economic Analysis melaporkan, ekonomi Negeri Paman Sam pada Kuartal IV-2023 tumbuh 3,2% yoy dalam pembacaan kedua. Sedikit ada di bawah pembacaan pertama 3,3%. Data ini menjadi gambaran jika ekonomi AS terjadi perlambatan, dan tidak sekuat perkiraan sebelumnya.
Gubernur The Fed New York, John Williams mengatakan, Bank Sentral "Masih harus melakukan banyak hal" dalam perjuangannya melawan inflasi. Senada, Gubernur The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mendesak adanya kesabaran dengan penyesuaian kebijakan. Secara keseluruhan, komentar terbaru dari para pejabat The Fed menggarisbawahi pentingnya data dalam memandu langkah-langkah kebijakan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menyusul berbagai data yang penting, kemungkinan akan menyoroti jalan bergelombang yang dihadapi Bank Sentral dalam mencapai target inflasi 2%. Inflasi PCE diperkirakan akan memvalidasi komentar terbaru dari para pejabat yang tidak terburu-buru untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Pelaku pasar terus menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini dari sebelumnya berkeyakinan penuh mencapai 150 bps, namun kini menjadi nyaris setengahnya, tidak berbeda dengan dot plot The Fed.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, fokus perhatian investor terpaku pada data Personal Consumption Expenditures Price Index untuk bulan Januari yang akan dirilis pada hari Kamis.
Adapun data PCE Price Index ini adalah indikator favorit Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk mengukur inflasi sehingga dapat mempengaruhi ‘Kapan’ jadwal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter.
“PCE Price Index diprediksi naik 0,3% mtm, sedikit lebih cepat dari kenaikan 0,2% mtm di bulan Desember 2023,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad)