Meskipun ada kejatuhan harga nikel global pada awal 2023, apabila Indonesia berhasil meraup nilai pajak dan ekspor sekitar 2% dari cadangan nikelnya, hal itu akan membantu kenaikan neraca dagang hingga di atas US$ 1 triliun dibandingkan 2022 lalu ketika transaksi berjalan defisit US$ 1,6 triliun, demikian ditulis dalam kajian tersebut. Indonesia juga tengah bekerja sama dengan negara eksportir lain untuk membentuk semacam serikat seperti OPEC di kalangan pengekspor minyak agar dapat mengendalikan pasokan.
Kedisiplinan fiskal
Namun, analis juga memperingatkan adanya risiko goyahnya kedisiplinan fiskal Indonesia yang bisa membebani rupiah. "Kekhawatiran mengenai disiplin fiskal yang lebih longgar telah meningkat dengan Prabowo Subianto yang mendeklarasikan kemenangan dalam pilpres," demikian dikutip dari kajian yang sama.
Ada banyak program unggulan Prabowo yang akan memakan banyak biaya. Investor akan menunggu dan mengamati sampai program pembiayaan yang lebih jelas dikeluarkan untuk memulihkan disiplin fiskal negara. Sampai kepastian dan titik terang didapatkan, arus masuk modal asing akan tertahan dan akan mengerem peluang penguatan rupiah.
Rupiah dibuka melemah pagi ini dan saat ini terpantau semakin terperosok ke Rp15.718/US$, di tengah pergerakan mayoritas mata uang Asia yang menguat. Sejauh ini hanya rupiah dan tiga mata uang Asia lain yang melemah yakni won Korsel yang tergerus 0,03%, dolar Taiwan yang turun 0,19% dan dong Vietnam yang turun 0,08%.
Pelemahan rupiah hari ini sudah diprediksi di mana tekanannya terutama akibat sentimen global sejurus dengan penantian pasar atas data inflasi PCE Amerika nanti malam, juga data pendapatan dan konsumsi pribadi juga klaim pengangguran.
Data-data itu akan memberi arahan lebih jelas kebijakan bunga Federal Reserve tahun ini. Pelaku pasar terus menurunkan ekspektasi penurunan bunga tahun ini dari tadinya 150 bps, kini jadi nyaris setengahnya, tidak berbeda dengan dot plot The Fed.
(rui)